Iqbal Suhaeb Bahas Peran Milenial di Hadapan ASN Peserta LATPIM III
Hal itu disampaikan di depan puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sedang mengikuti pelatihan kepemimpinan TK III Angkatan XXI tahun 2019.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR — PJ Wali Kota Makassar, M Iqbal S Suhaeb menyebut generasi milenial sebagai kaum unik yang tak terbatas oleh ide.
Hal itu disampaikan di depan puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sedang mengikuti pelatihan kepemimpinan TK III Angkatan XXI tahun 2019, di Puslatbang KMP LAN, Jl Baruga, Antang, Kecamatan Manggala, Jumat (19/7/2019).
Jangan Asal Percaya! Ini 10 Mitos Pola Hidup Sehat yang Justru Merusak Tubuh dan Bikin Sakit
Gara-gara Syahwat, Polisi Takalar Aniaya Wanita Bantaeng di Kafe Karamaka Jeneponto
Gara-gara Syahwat, Polisi Takalar Aniaya Wanita Bantaeng di Kafe Karamaka Jeneponto
Pakai Foto Polisi Tak Mampan Ajak ke Hotel,Cowok Ini Bawa Kabur Motor Cewek yang Dikenal di WhatsApp
Terungkap Dugaan Penyebab Kebakaran di Bontoperak Pangkep
Iqbal mengangkat, isu milenial dikarenakan sebagian besar peserta LATPIM itu masuk kategori milenial, yakni mulai dari tahun kelahiran 1980-2000.
“Saat ini kaum milenial banyak memegang posisi-posisi yang strategis. Hal ini bisa membawa perubahan yang lebih baik," kata Iqbal.
"Yang menjadi pertanyaan apakah kaum milenial ini mampu memimpin dengan mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah ada,” sambung Iqbal.
Lanjut Iqbal, saat ini teknologi berkembang pesat sehingga pemerintah perlu bergerak cepat, untuk mempersiapkan berbagai regulasi untuk menyongsong era revolusi industri digital.
Sehingga ASN dari generasi milenial mampu menghadirkan regulasi-regulasi yang tepat di bidang industri digital.
Mereka umumnya lekat dengan penggunaan teknologi digital yang cepat menangkap data dan informasi.
“Generasi ini juga diharapkan terus mengembangkan diri, progresif, serta menyukai inovasi dan kreatif, sehingga nantinya harus menjadi penerus atau jadi pemimpin atau pemangku kebijakan yang ada di kementerian peridustrian, dalam rangka untuk menggerakan industri nasional dikemudian hari kelak,” imbuhnya.

Ia menuturkan, secara demografis, Indonesia memiliki angkatan kerja yang besar dan tingkat pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya.
Ini menjadi harapan besar untuk mendukung kemajuan bangsa.
Generasi milenial dinilai sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0.
Apalagi, Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030, artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.
“Melihat potensi generasi ini yang semakin besar, tentunya menjadi tanggung jawab kita semua untuk dapat membentuk generasi yang lebih banyak membuka peluang-peluang ide,” jelasnya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: