Cerita Nuraida Selamat Atas Insiden KM Arista yang Karam di Perairan Makassar
Tetapi tidak dengan putrinnya yang baru berusia 4 tahun. Nyawanya tidak bisa tertolong bersama dengan 17 penumpang lainya.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Nuraida (28) merupakan salah satu korban yang selamat dalam insiden karamnya KM Arista di Perairan Makassar beberapa bulan lalu.
Tetapi tidak dengan putrinnya yang baru berusia 4 tahun. Nyawanya tidak bisa tertolong bersama dengan 17 penumpang lainya.
Menurut Nuraida saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Makassar untuk terdakwa nahkoda kapal Mustafa, Selasa (13/11/2018) siang.
Baca: Live Vidio.com! Nonton Live Streaming Piala AFF Indonesia vs Timor Leste Disini Jernih Tanpa Buffer!
Baca: Bupati Mamasa Bakal Santuni Pengungsi Gempa yang Tewas Kecelakaan di Sumarorong
Baca: Lulus SKD CPNS, Begini Kata Bidan Honorer Asal Pinrang Ini
Kala itu sedang berada di dalam kapal bersama putrinya yang baru berusia 4 tahun dan belasan penumpang lainya.
Ia mengaku bisa selamat dalam musibah itu karena tiba tiba menemukan sebuah jerigen di dalam kapal.
Baca: 40 Aparat Desa Luwu Utara Bimtek Penyusunan Data di Makassar
Baca: REI Sudah Bangun 13 Ribuan Rumah di Sulsel
Baca: Terlibat Kasus Narkotika, Warga Gowa Ini Diringkus di Pinrang
"Saya dapat jerigen, tapi anak saya tidak bisa selamatkan pak;" kata Nuraida kepada Majelis Hakim.
Ia mengaku tidak bisa menolong anaknya karena sempat tidak sadarkan diri ketika terjadi insiden itu.
Sekedar diketahui kapal yang dinakhodai Mustafa karam di Perairan Makassar sejak 13 Juni 2018 lalu sekitar pukul 12.30 Wita.
Baca: Terlibat Kasus Narkotika, Warga Gowa Ini Diringkus di Pinrang
Baca: TRIBUNWIKI: 3 Film Lokal Makassar yang Sukses di Pasar Nasional, Nomor 2 Sampai 500 Ribu Penonton
Kapal pengangkut barang dengan membawa puluhan penumpang itu, bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo, Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.
Namun, di pertengahan jalan, kapal oleng dihempas ombak, karena diduga muatan berlebihan sehingga membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terbalik dan selanjutnya karam. (*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: