Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Nurhayati: GMTD Melenceng dari Misi Budaya Maritim Mantan Gubernur Sulsel Prof Ahmad Amiruddin

Prof Nurhayati Rahman menilai GMTD melenceng dari misi budaya maritim yang digagas Prof Ahmad Amiruddin.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
DOK PROF NURHAYATI
KRITIK GMTD - Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas) Prof Nurhayati Rahman menyentil PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD). Ia menilai perusahaan yang diprakarsai mantan Gubernur Sulsel Prof Ahmad Amiruddin itu telah melenceng dari misi budaya maritim. Kritik disampaikan terkait kondisi Benteng Somba Opu dan konflik lahan GMTD dengan Kalla Group. 

Ringkasan Berita:
  • Guru Besar FIB Unhas Prof Nurhayati Rahman menyebut PT GMTD melenceng dari misi budaya maritim yang digagas mantan Gubernur Sulsel Prof Ahmad Amiruddin
  • Ia menyoroti kondisi Benteng Somba Opu yang terancam, nelayan kehilangan akses, dan kawasan dikuasai kapitalis. 
  • Nurhayati menegaskan GMTD seharusnya memberdayakan masyarakat lokal, bukan meminggirkan mereka.
 
 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas) Prof Nurhayati Rahman menyentil PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD).

Ia menyebut GMTD telah melenceng dari tujuan pembentukannya.

GMTD diprakarsai oleh Gubernur Sulsel Prof Ahmad Amiruddin (1983–1993).

Perusahaan yang berdiri 14 Mei 1991 itu seyogianya menjadi pengembangan budaya dan maritim.

Namun kini, jauh dari tujuannya.

Baca juga: GMTD-Kalla Bertemu di Gubernuran

Prof Nurhayati mengingatkan, Kerajaan Gowa adalah kerajaan maritim terbesar di Nusantara pada zamannya, bahkan Asia Tenggara.

Sekarang ikonnya tak ada.

Pantai diacak-acak, berbau busuk, laut direklamasi.

Ada pula patung.

Padahal sejak dulu tak ada tradisi patung.

Daerah mengenal patung hanya yang pernah bersentuhan dengan agama Hindu, seperti Jawa dan Bali.

“Idealisme Prof Ahmad Amiruddin saat jadi gubernur adalah mengembalikan kejayaan kerajaan maritim orang Makassar dengan mendirikan pusat wisata maritim,” sebutnya, Jumat (21/11/2025).

Penulis buku I La Galigo itu menyampaikan, kejayaan Kerajaan Gowa di masa lampau ingin dikembalikan dengan pusat wisata maritim yang terintegrasi dengan Benteng Somba Opu.

Namun ia miris melihat kondisi Benteng Somba Opu sekarang. Rumah adat yang berada di benteng yang dibangun tahun 1525 sudah diserobot masyarakat.

Bahkan ada yang membuat wahana permainan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved