Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

GP Ansor

Bukan Pengawal Kekuasaan! Sepuh GP Ansor Sulsel: Prinsip Kami Hanya Bela Kebenaran, Bukan Pejabat

Senior GP Ansor Sulsel, Makmur Idrus, menilai Ansor tidak perlu terlibat dalam polemik antara Menteri Pertanian dengan media Tempo. 

Penulis: Alia Deviani | Editor: Muh Hasim Arfah
HANDOVER
NASEHAT SEPUH-Sepuh Gerakan Pemuda (GP) Ansor Makmur Idrus. Mantan Sekum GP Ansor Sulsel ini menilai organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama itu seharusnya tidak perlu terlibat dalam polemik antara Menteri Pertanian dengan media Tempo.  

Addin optimistis gerakan ini akan membawa dampak ekonomi signifikan di tingkat desa, meliputi:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal hingga 8 persen.
  • Menciptakan lapangan kerja baru.
  • Meningkatkan kontribusi protein nasional sebesar 0,8 persen.


Addin juga menyampaikan apresiasinya terhadap Mentan Amran, menyebutnya sebagai sosok inspiratif yang sukses di tiga bidang: pengusaha, pendidik, dan birokrat.

Menanggapi dukungan tersebut, Mentan Amran Sulaiman menyambut baik dan menyanjung kekuatan sosial yang dimiliki GP Ansor.

“Jika delapan juta kader Ansor bergerak serentak, tidak ada kekuatan yang bisa melawan. Mafia pangan pasti akan takluk,” tegas Amran. Ia mengajak Ansor untuk menjadi garda terdepan dalam membangkitkan ekonomi rakyat melalui sektor pertanian dan melawan ketidakadilan pangan.

Di bawah kepemimpinannya, Kementan memang telah menunjukkan ketegasan dalam menertibkan praktik curang. Ribuan kios pupuk yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) telah ditindak, dan sejumlah kasus pupuk palsu serta mafia beras berhasil dibongkar melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum.

Pada kesempatan yang sama, Amran menantang GP Ansor untuk berpartisipasi dalam proyek percontohan pengembangan klaster pertanaman jagung seluas 1.000 hektare. Pemerintah siap memberikan dukungan penuh agar proyek ini dapat direplikasi secara nasional.

Lebih lanjut, Amran menekankan pentingnya hilirisasi komoditas perkebunan, memberikan contoh nilai kelapa yang dapat meningkat drastis hingga Rp40.000 per buah jika diolah, dibandingkan harga mentah yang hanya Rp1.300.

“Inilah wajah baru pertanian Indonesia, yaitu dari desa, oleh rakyat, untuk kemandirian bangsa,” tutup Amran, mendorong pemuda untuk tidak berhenti pada wacana dan segera mengambil tindakan nyata demi swasembada pangan.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved