Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rokok Ilegal

Harga Murah Alasan Remaja Konsumsi Rokok Ilegal, Dinkes Sulsel Ingatkan Bahaya Jangka Panjang

Harga murah dan mudah dijumpai pada toko-toko kelontong membuat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel khawatir peredaran rokok ilegal.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Faqih Imtiyaaz
ROKOK ILEGAL - Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel pada Kamis (21/8/2025). Ishaq Iskandar cukup risau dengan kemudahan akses rokok ilegal. Dirinya mengingatkan setiap keluarga mengawasi anaknya tidak mengonsumsi rokok 

Rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya.

Ada nikotin, zat adiktif menyebabkan ketergantungan. Zat ini dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung

Kemudian Tar menjadi penyebab kanker paru-paru.

Tar dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan masalah pada organ lain, seperti masalah kesuburan dan penyakit jantung.

Karbon monoksida atau gas beracun yang menghambat oksigen.

Jika dikonsumsi menyebabkan fungsi jantung dan paru-paru terganggu, serta meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Bahan kimia lainnya seperti arsenik meningkatkan risiko kanker kulit, paru-paru, dan lainnya. 

Benzena, bahan kimia beracun dan karsinogenik yang dapat merusak organ tubuh

Amonia, bahan meningkatkan penyerapan nikotin dan bersifat iritan saluran pernapasa

"Asap rokok juga berbahaya bagi perokok pasif, terutama anak-anak dan ibu hamil, serta merusak lingkungan.  Intinya jangan dekati, apalagi perokok jangan di dalam rumah," ujar Ishaq.

Seorang warga, Daeng Lolo mengaku membeli rokok ilegal di sekitar tempat tinggalnya.

"Sangat mudah saya dapat, saya tidak tahu apa bedanya rokok legal dan ilegal, hanya beda harga," kata Daeng Lolo saat ditemui di Kafe Maestro, depan Kantor Kejaksaan Negeri Jeneponto, Kecamatan Binamu Selasa (8/10/2025).

Menurutnya, selain mudah didapatkan, harga rokok ilegal juga dinilai murah dan terjangkau.

"Tidak menguras kantong kami sebagai pemuda pengangguran," ujarnya.

Daeng Lolo adalah perokok aktif.

Ia mengaku sudah 20 tahun lebih jadi perokok.

"Saya mulai merokok waktu masih SMA. Dulu saya hisap rokok merek Gancu, kalau sekarang sudah banyak merek seperti Konser, Led, PMS, RED, Cartel dan Bold Red," katanya. 

Dinkes Sulsel pun meminta setiap keluarga lebih memperhatikan kesehatannya.

Terlebih mengawasi anak-anaknya tidak mengonsumsi rokok.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved