Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Koperasi Merah Putih

Baru 38 Koperasi Merah Putih Aktif di Sulsel, DPR Dorong Supervisi

Dari 3.059 koperasi Merah Putih di Sulsel, baru 38 aktif. DPR RI dorong supervisi, Pemprov Sulsel siapkan digitalisasi lewat SIEM Koperasi Desa.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur/Faqih
KOPERASI DESA – Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Husein Fadlulloh saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (3/10/2025). Husein meminta adanya supervisi mengingat hanya 38 koperasi yang aktif. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Koperasi Desa Merah Putih belum berjalan maksimal di Sulawesi Selatan.

Dari total 3.059 unit koperasi, baru 38 yang aktif beroperasi.

Jumlah tersebut terdiri dari 2.266 koperasi desa dan 739 koperasi kelurahan.

Anggota Komisi VI DPR RI, Muhammad Husein Fadlulloh, menyebut supervisi menjadi kunci utama dalam pelaksanaan program ini.

“Program baru tidak bisa serta merta langsung sukses. Paling penting bagaimana proses dijalani, supervisi bisa dilanjutkan,” ujar Husein di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (3/10/2025) sore.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam pengawasan.

“Harus ada step-nya dilalui, disupervisi. Kita dorong Pemprov dan kabupaten/kota membantu mengawasi program ini,” lanjutnya.

Supervisi merupakan kegiatan pengawasan, pembinaan, dan penilaian kinerja oleh pihak berwenang.

Tujuannya untuk meningkatkan kualitas kerja dan SDM koperasi.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, menyebut percepatan operasional koperasi bisa dilakukan melalui digitalisasi lewat SIEM Koperasi Desa (Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa).

“Kalau sudah punya akun di SIEM, maka akses permodalan akan lebih mudah. Kendala utama memang di penyiapan proposal bisnis,” kata Jufri.

Ia menyebut sumber pendanaan sudah tersedia.

Menteri Keuangan Purbaya mengalokasikan Rp200 triliun, sebagian bisa digunakan untuk memodali Koperasi Merah Putih.

Untuk mengatasi keterbatasan SDM, pemerintah bekerja sama dengan Kemenpan untuk menempatkan 1–3 tenaga PPPK di koperasi desa.

“Jadi tinggal menunggu proses berjalan. Kita harus sabar karena ini memang butuh tahapan,” ujarnya.

Salah satu koperasi yang sudah beroperasi adalah Koperasi Aeng Batu Batu di Takalar. Meski baru berusia dua bulan, koperasi ini sudah mengelola 11 unit usaha.

Awalnya hanya tujuh unit.

Antara lain, apotek, klinik, agen LPG, agen pos, penjualan pupuk, gerai sembako, dan agen mandiri.

Namun statusnya sebagai Kampung Nelayan Merah Putih membawa tambahan dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa pabrik es, SPBN, kurs turet, 10 kapal, dan tambatan perahu.

Kepala Desa Aeng Batu Batu, Syarifa Ratu Yuliani, menyebut pembangunan kantor koperasi hanya memakan waktu empat bulan.

“Sejak diresmikan, tiap hari semakin banyak orang datang. Anggota pun terus bertambah,” katanya.

Hingga September 2025, jumlah anggota koperasi mencapai 3.200 orang, dengan omzet harian rata-rata Rp2 juta.

Sistem digitalisasi memungkinkan koperasi memantau data secara real time.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved