Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Solar Langka

Jeritan Nelayan Kepulauan Selayar, BBM Langka, Jika Dapat Harganya Mahal

Bahan bakar jenis solar sulit didapatkan nelayan setempat. Warga nelayan mengeluh, selain sulit didapat juga harganya yang mahal.

|
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
SELAYAR - Kapal nelayan di Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar bersandar. Sejumlah nelayan mengeluh di kepulauan Selayar karena sulit temukan dan harga solar naik./SAMBA 

TRIBUNSELAYAR.COM, TAKABONERATE - Nelayan di Pulau Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan mengeluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Bahan bakar jenis solar sulit didapatkan nelayan setempat.

Warga nelayan mengeluh, selain sulit didapat juga harganya yang mahal.

Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki luas sebesar 1.357,03 km⊃2; atau 135.703 hektare.

Jumlah penduduk sebanyak 137.071 jiwa, dengan kepadatan 101 jiwa/km⊃2;.

Ibu kota kabupaten ini berada di Kecamatan Benteng. 

Kepulauan Selayar terdiri dari dua sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah daratan dan kepulauan.

Daratan meliputi kecamatan Benteng, Bontoharu, Bontomanai, Buki, Bontomatene, dan Bontosikuyu.

Kepulauan meliputi kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, Takabonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena.

Selayar saat ini dipimpin Bupati, Natsir Ali.

"Harganya bervariasi mulai Rp11 ribu per liter. Bahkan ada yang sampai Rp15 ribu per liter solar," kata Ilyas seorang nelayan setempat kepada wartawan di Takabonerate, Kamis (18/9/2025).

Padahal harga solar subsidi di Indonesia adalah Rp 6.800 per liter sejak September 2022.

Harga solar belum mengalami perubahan hingga September 2025.

Artinya, harga solar di Selayar lebih mahal Rp6.800 dibanding di SPBU.

Nelayan juga merasakan sulitnya BBM di Pulau Tarupa, Pulau Rajuni, Pulau Jinato, Pulau Tambuna, Pulau Pasitallu Timur, dan Pulau Kayuadi.

Tak hanya mahal, solar juga dilaporkan kerap habis dan langka.

Itulah yang menyebabkan harga mahal dibandingkan waktu sebelumnya.

Warga di Takabonerate terpaksa memperoleh solar dari nelayan asal Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Sinjai.

Kebutuhan solar masyarakat pulau kebutuhannya lebih tinggi.

Sebab selain digunakan sebagai BBM untul perahu mereka juga digunakan sebagai penerangan mesin genset listrik.

Sebab masyarakat pulau masih bergantung pada mesin genset pembangkit listrik.

Fasilitas listrik di wilayah kepulauan masih sangat minim.

Bahkan ada pulau tak miliki listrik dan mengandalkan lampu tenaga surya yang mereka beli sendiri.

Kabag Ekonomi Pemkab Selayar, Mursalim mengatakan bahwa dirinya akan memastikan keluhan warga itu.

"Saya sementara kroscek di lapangan dan rencana hari ini akan saya panggil semua pemilik SPBU dan mencoba mengavaluasi pendistribusian BBM jenis solar ke wilayah kepulauan," kata Mursalim.

Mereka juga mengatakan bahwa selalu berupaya supaya pendistribusian BBM ke pulau tidak mengalami keterlambatan.

"Karena kalau sudah pernah terlambat, akibatnya akan terjadi kelangkaan yang mengakibatkan lonjakan harga," kata dia.

"Belum lagi pengawasan BBM ilegal dari Bulukumba-Sinjai yang masuk melalui pengusaha ikan," katanya.

Atas kejadian itu, mereka juga akan berkoordinasi dengan pihak pertamin.

"Termasuk kalau ada pihak yang bermain, kita akan laporkan," katanya.

Sementara di Bulukumba beberapa peristiwa bulan lalu anggota Polda segel dispenser BBM jenis solar di SPBU Bontobahari dan Ujung Bulu. 

Dugaannya BBM disalahgunakan oknum. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved