Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

50 Tahun Pesantren Modern IMMIM

Sebulan kemudian, pada 5 Safar 1395 H/17 Pebruari 1975 M, diresmikan kampus putri di Minasate’ne Pangkep. 

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Armin Mustamin Toputiri Founder dan Ceo Toaccae Institute. Armin salah satu penulis opini Tribun Timur. 

Oleh: Armin Mustamin Toputiri

Anggota DPRD Sulsel 2009-2014 dan 2014-2019

TRIBUN-TIMUR.COM - Pesantren Modern Pendidikan Al-Qur’an IMMIM, tahun ini genap berusia setengah abad. Pekan terakhir di bulan ini, akan memperingati puncak Milad “emasnya” yang ke-50. 

Kampus (I) pesantren putra di Tamalanrea Makassar, diresmikan pada 1 Muharram 1395 H/ 14 Januari 1975 M, dan kini dikembangkan kampus (II) di Moncongloe, Maros.

Sebulan kemudian, pada 5 Safar 1395 H/17 Pebruari 1975 M, diresmikan kampus putri di Minasate’ne Pangkep. 

Sebelum kedua pesantren itu berdiri, pada 1964 pasca pembubaran Partai Masyumi dan dipuncak keunggulan PKI, oleh “trio tentara”; Fadeli Luran, Patompo, dan Baso Amir, mendirikan ormas Islam IMMIM (Ikatan Masjid dan Mushallah – kini Muballigh -- Indonesia Muttahidah).

Wadah penyatuan umat Islam dari pengelompokkan, juga selisih paham, melalui masjid dan mushallah. 

IMMIM terbentuk, roda kepemimpinan selanjutnya utuh diserahkan kepada Fadeli Luran selaku penginisiatif awal.

Kiprah organisasi pun digerakkan sesuai khittahnya. Garis perjuangan laiknya termaktub dalam motto IMMIM; "Bersatu dalam aqidah, toleran urusan furu’ dan khilafiah”.

Pesantren Modern

Sebelas tahun berkiprah, IMMIM kemudian mendirikan dua pesantren, putra dan putri. Lembaga pendidikan menengah enam tahun, yaitu; SMP/Tsanawiyah serta SMA/Aliyah. Keduanya, sama-berasrama dan juga sama-sama dinamai IMMIM.

Kala kedua pesantren itu dirintis, saat sama bergulir gagasan “neo-modernisme Islam”.

Dimotori Nurcholis Madjid, alumnus Pesantren Gontor sekembali mencecap pendidikan tinggi di Chicago Amerika Serikat, di bawah asuhan Fazlur Rahman, pemikir terkemuka soal pembaharuan Islam.

Fadeli Luran yang berpandangan moderat, pengikut Partai Masyumi yang punya agenda utama mengkosilidasi umat Islam, juga banyak berguru kepada Mohammad Natsir penggagas integrasi pendidikan ilmu agama dan sains tanpa dikotomi, sepaham neo-modernisme Islam itu.

Sebab itu, Fadeli Luran berkeinginan kedua pesantren didirikan IMMIM, menanamkan paham yang sama.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved