Opini
Debut Diplomatik, Analisis Strategis Indonesia di KTT G20 2025
Debut diplomatik Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka di KTT G20 Johannesburg
Dengan menjamin kontinuitas kebijakan, Indonesia memposisikan diri sebagai tujuan investasi yang aman, yang secara praktis menurunkan biaya premi risiko yang biasanya dibebankan investor asing pada proyek-proyek jangka panjang.
Di pasar keuangan, sinyal transisi yang tertib dan kohesif ini juga membantu menstabilkan ekspektasi pasar, mengurangi volatilitas, dan mendukung upaya menjaga nilai tukar Rupiah tetap aman.
Hal ini menegaskan bahwa diplomasi adalah perpanjangan dari kebijakan ekonomi.
Selain itu, sebagai satu-satunya negara ASEAN di G20, Indonesia memegang peran strategis sebagai jembatan antara negara maju dan negara berkembang (Global North and Global South).
Debut Gibran di Johannesburg berfungsi untuk mengkonsolidasikan peran Indonesia sebagai pemain multilateral yang konsisten dan kredibel.
Kehadirannya memastikan bahwa agenda dan komitmen yang telah dibangun selama Presidensi G20 Indonesia, terutama mengenai transisi energi yang adil, akan tetap diperjuangkan oleh kepemimpinan yang baru.
Bagi negara tuan rumah, Afrika Selatan, yang merupakan anggota kunci BRICS, kunjungan ini adalah bentuk pengakuan dan dukungan yang kuat, melampaui formalitas protokol.
Gestur Gibran membantu meningkatkan legitimasi G20 di mata negara-negara Global South dan menggarisbawahi potensi koordinasi yang lebih erat antara Indonesia (sebagai promotor Gerakan Non-Blok) dan Afsel dalam menuntut reformasi lembaga keuangan multilateral dan membangun arsitektur ekonomi global yang lebih inklusif.
Gibran secara cerdas memanfaatkan panggung Afsel untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin yang konsisten dalam perjuangan Global South.
Secara keseluruhan, debut diplomatik Gibran Rakabuming Raka di KTT G20 adalah sebuah langkah yang proaktif, efisien, dan sangat terukur.
Ia tidak menunggu pelantikan untuk memulai diplomasi, melainkan menggunakan forum paling berpengaruh di dunia untuk mengirimkan pesan bernilai tinggi.
Hal ini menandai dimulainya babak baru dalam diplomasi Indonesia yaitu diplomasi yang muda, gesit, sangat sadar akan nilai sinyal yang dikirimkan, dan secara efektif mengintegrasikan Soft Power serta Signalling Theory untuk menjamin stabilitas dan kredibilitas nasional di tengah gejolak global.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251124-Achmad-Firdaus-Hasrullah.jpg)