Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Meneguhkan Titik Lebur: Dari Simpul Kebangsaan Menuju Pangkal Peradaban Maritim Global

Unhas yang berakar kuat pada tradisi maritim dan budaya Sulsel yang terbuka, memang secara alami telah menjadi pusat

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
PENULIS OPINI - Mahasiswa Program Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia, Achmad Firdaus H. Dia menulis tentang Unhas yang berakar kuat pada tradisi maritim dan budaya Sulsel yang terbuka, memang secara alami telah menjadi pusat konvergensi bagi intelektual, mahasiswa, dan pemikir dari berbagai penjuru Nusantara dari Maluku, Papua, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara. 

Ringkasan Berita:Transformasi ini menempa jati diri Nasional dengan visi Peradaban Maritim Global.

Proses 'Titik Lebur' ini difokuskan pada tiga dimensi kunci: memperluas riset maritim unggulan Unhas ke kancah dunia, menggunakan digital crucible untuk menjamin akuntabilitas dan kolaborasi akademik.
 
Langkah strategis ini bertujuan mencetak Integrated Leaders—pemimpin yang berintegritas, kompeten teknis, dan memiliki kecerdasan kultural tinggi—agar kearifan dan solusi Unhas menjadi rujukan global.

 

Achmad Firdaus H

Mahasiswa Program Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia

UNIVERSITAS Hasanuddin, yang berakar kuat pada tradisi maritim dan budaya Sulsel yang terbuka, memang secara alami telah menjadi pusat konvergensi bagi intelektual, mahasiswa, dan pemikir dari berbagai penjuru Nusantara dari Maluku, Papua, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara.

Dengan dialek yang beragam, adat yang berbeda, dan latar belakang yang majemuk bertemu, bukan untuk saling meniadakan, melainkan untuk saling memperkaya.

Titik Temu ini adalah manifestasi nyata dari Pancasila di tingkat akar rumput akademik, menjadikannya simpul vital dalam menenun rajutan keindonesiaan.

Inilah laboratorium sosial tempat kebhinekaan diuji, diperdebatkan, dan akhirnya, dihayati.

Namun, visi menjadi semakin agung ketika memasuki fase "Titik Lebur".

Tahap leburan inilah yang menuntut komitmen tertinggi, sebab leburan bukanlah sekadar perkumpulan, melainkan proses peleburan ego dan kepentingan regional menjadi suatu entitas yang lebih besar: Jatidiri Nasional yang Berorientasi Global.

Gagasan ini memerlukan penambahan dimensi strategis, agar proses peleburan itu tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara struktural dan digital, sejalan dengan status Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yang ambisius menuju World Class University (WCU).

Baca juga: Transformasi Unhas, Melawan Kebencian dan Irasional

Kita dapat menambahkan tiga lapis esensial yang memperkuat proses "Titik Lebur" di era modern.

Lapis pertama adalah Ekspansi Cakupan Leburan: Dari Kebangsaan ke Peradaban Maritim Global. Jika Unhas adalah Titik Lebur Kebangsaan, maka produk leburannya harus mampu diekspor.

Identitas maritim yang diusung oleh Unhas kini harus menjadi lingua franca diplomasi akademik Indonesia.

Proses peleburan di Unhas tidak hanya menghasilkan sarjana yang berwawasan nasional, tetapi juga Nahkoda Peradaban yang mampu membawa kearifan lokal ke panggung global.

Ini berarti, Titik Lebur harus didorong oleh riset-riset tematik unggulan yang berorientasi pada solusi regional (seperti mitigasi bencana, bio-ekonomi laut, dan kesehatan tropis), sehingga hasil "leburan" tersebut menjadi referensi bagi dunia, bukan hanya bagi Indonesia.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved