Opini
Meneguhkan Titik Lebur: Dari Simpul Kebangsaan Menuju Pangkal Peradaban Maritim Global
Unhas yang berakar kuat pada tradisi maritim dan budaya Sulsel yang terbuka, memang secara alami telah menjadi pusat
Lapis kedua adalah Digital Crucible: Ruang Lebur Akuntabilitas dan Kolaborasi.
Baca juga: Menghentikan Transformasi Unhas, Kesalahan Strategis yang Fatal
Di era disruptif ini, proses peleburan idealisme dan etika tidak hanya terjadi di ruang-ruang diskusi, tetapi juga di Cawan Digital (Digital Crucible).
Transformasi digital masif yang telah diletakkan fondasinya di Unhas harus dimaknai sebagai alat lebur yang menjamin transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi tanpa batas geografis.
Proses digital ini memastikan bahwa semua elemen kebangsaan yang melebur memiliki akses yang sama terhadap informasi, dan bahwa kinerja akademik diukur secara objektif dengan standar internasional.
Dengan demikian, "Titik Lebur" akan menghasilkan kebangsaan yang tidak hanya bersatu dalam hati, tetapi juga terikat dalam sistem tata kelola yang profesional, efisien, dan bersih.
Lapis ketiga adalah Sintesis Humaniora dan Sains: Menghasilkan Integrated Leaders.
Baca juga: Integritas dan Bahaya Kampanye Hitam dalam Kontestasi Akademik
Proses peleburan yang sempurna harus menyatukan kekayaan humaniora (seperti Filsafat Bugis-Makassar, etika, dan hukum maritim adat) dengan kemajuan sains dan teknologi (seperti Artificial Intelligence dan Bioteknologi).
Titik Lebur di Unhas harus mencetak pemimpin yang secara teknis kompeten (insinyur, dokter, ilmuwan) sekaligus memiliki kecerdasan kultural dan empati kemanusiaan yang tinggi—sosok yang mampu membaca data global sambil tetap menghargai nilai-nilai lokal.
Inilah definisi sesungguhnya dari produk "Titik Lebur Kebangsaan" yang unggul.
Tugas kolektif seluruh civitas akademika kini adalah memastikan gagasan ini tidak hanya menjadi retorika yang indah, tetapi terwujud sebagai program kerja yang terukur dan budaya eksekusi (Serka Tekap) yang tanpa kompromi.
Dengan menimpali visi ini melalui dimensi global, digital, dan sintesis ilmu, Unhas akan terus menjadi mercusuar yang memancarkan cahaya persatuan dan kecerdasan, bukan hanya bagi Indonesia, melainkan juga bagi peradaban maritim dunia.
Kita wajib merawat proses leburan ini dengan integritas, kesabaran, dan semangat pantang menyerah.(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.