Opini
Ketika Pusat Menguat, Daerah Melemah: Wajah Baru Efisiensi Fiskal
Efisiensi fiskal pusat berdampak pada lemahnya daya fiskal daerah. Ketimpangan baru muncul, pembangunan tersendat.
Teori collaborative governance (Ansell & Gash, 2008) menunjukkan bahwa keberhasilan kebijakan bergantung pada sinergi antara pusat dan daerah.
Efisiensi yang dibangun tanpa dialog hanya akan memperlemah rasa memiliki di tingkat lokal.
Daerah bukanlah pelaksana kebijakan semata, melainkan mitra strategis dalam mencapai kesejahteraan nasional.
Olehnya, kini saatnya pemerintah pusat mesti meninjau ulang formula Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Penyalurannya perlu berbasis kebutuhan dan kinerja, bukan sekadar proporsi wilayah.
Penguatan sistem digital seperti SIPD dan SPBE juga penting, agar efisiensi tak berarti pemotongan, tetapi percepatan transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah.
Indonesia tidak akan benar-benar maju jika daerahnya melemah.
Pusat memang harus efisien, tetapi efisiensi yang cerdas adalah yang memberi ruang bagi daerah untuk tumbuh bersama.
Sebab kemajuan nasional hanya bermakna bila seluruh daerahnya ikut bergerak, berdaya, dan sejahtera.
Karena sejatinya, Indonesia yang maju adalah Indonesia yang tidak membiarkan daerahnya lesu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.