Opini Yahyatullah Muzakkir
Membaca Tan Malaka dan Realitas Gerakan Hari Ini
Pembakaran menjadi penanda bahwa gerakan seperti demonstrasi oleh anak muda dan mahasiswa sepenuhnya bukan kendali mereka
Fenomena ini memiliki plus-minusnya tersendiri. Memang benar api menjadi simbol revolusi, tapi api yang dimaksudkan adalah api yang terukur dan terkendali.
Pembakaran kemarin semata-mata menjadi penanda bahwa gerakan seperti demonstrasi oleh anak muda dan mahasiswa sepenuhnya bukan kendali mereka, ada sekelompok orang dan oknum, dalam artian lain mereka tidak mampu mengendalikan gerakan demonstrasi yang sedang mereka rencananya dan jalankan.
Ini penanda bahwa anak muda dan mahasiswa hari ini banyak yang tidak berpikir rasional, malah sebaliknya sangat emosional.
Hal lainnya, kultur literasi, membaca-menulis-berdiskusi dulu dan sekarang sangatlah berbeda, dulu sangat ulet hari ini sangat longgar. Pemikiran-pemikiran yang cemerlang memang harus diakui banyak lahir oleh tokoh-tokoh dulu dibanding sekarang.
Semangat membaca, menulis dan hadir pemikiran-pemikiran briliant memang sangatlah besar. Pikiran-pikiran besar Tan Malaka seperti “Naar de Republik,” Dari Penjara Ke Penjara,” Aksi Massa,” hingga Madilog tidak lahir dan hadir begitu saja. Melainkan melalui pergulatan panjang dan pengalaman yang dalam lagi matang.
Tan Malaka menulis “Madilog” selama delapan bulan, ia menghabiskan waktu selama 3 jam dalam sehari untuk menghadirkan maha karyanya yang sampai hari ini masih menjadi rujukan kita.
Lalu, apakah keuletan belajar model Tan Malaka masih sama seperti hari ini?
Pengaruhnya tentu sangat banyak, selain kepesatan teknologi, mengakarnya penggunaan gadget dan sejumlah distraksi lainnya membuat anak muda dan mahasiswa hari ini lumpuh dan banyak menghabiskan waktu di zona nyamannya.
Ini menjadi tantangan tersendiri di zaman ini.
Pertanyaannya, apakah kita mampu mengatasi tantangan ini semua?
Dan kita tetap bisa bertumbuh, semangat dalam pengembangan diri, terus menyalurkan energi kreatif dan mampu melahirkan pikiran-pikiran besar dan alternatif.
Semua itu tergantung kita semua.(*)
Harga OTR Makassar Rp397 Juta, Ini Spesifikasi Honda Rebel 1100 |
![]() |
---|
Bangun Budaya Taat Hukum dari Lorong Kota, Pemkot Makassar Libatkan Pjs RT/RW Edukasi Warga |
![]() |
---|
Outing Class Geografi, Siswa SMA Negeri 2 Makassar Tanam 147 Bibit Bakau di Untia dan Pelajari BMKG |
![]() |
---|
Sabir Dolo, Buruh Harian yang Ubah Lorong Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Makassar |
![]() |
---|
Optimisme Caretaker Ahmad Amiruddin Bawa PSM Makassar Kembali ke Papan Atas Klasemen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.