Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Agam Rinjani

Ingat Agam Rinjani? Viral Evakuasi Jenazah Juliana, Anak Antang Dapat Penghargaan Prestisius Dunia

Agam Rinjani dapat Medali Kofi Annan dalam rangkaian COP 30, oleh Global ESG Institute, Brasil.

|
Editor: Sakinah Sudin
Instagram @agam_rinjani
MEDALI KOFI ANNAN - Potret Abdul Haris Agam alias Agam Rinjani (kiri) dan Medali Kofi Annan yang ia posting di Instagram pribadinya @agam_rinjani. Agram Rinjani meraih Medali Kofi Annan, salah satu penghargaan prestisius di dunia. (Kolase Tribun Timur) 

Bukan sekadar penghargaan fisik, tetapi simbol pengakuan atas kontribusi global yang berpengaruh luas, terutama dalam isu perdamaian, demokrasi, tata kelola pemerintahan, dan solidaritas kemanusiaan.

Kisah Agam Rinjani

Agam Rinjani putra asli Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ia lahir 22 Desember 1988 dan menghabiskan masa kecilnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Makassar.

Lingkungan keras yang memaksa dirinya tumbuh cepat dan mandiri.

Dulu dikenal dengan julukan “Ucok”, ia mengganti namanya sebagai penghormatan setelah wafatnya ayahnya.

Agam lulusan S1 Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin (Unhas) 

Kini, Agam menetap di Sembalun, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Ia tinggal di sebuah rumah kayu ukuran 4x3 meter.

Rumah itu dibangun di tanah milik seniornya, anak Mapala Aranyacala.

Agam berprofesi sebagai pemandu wisata gunung, khususnya di jalur Rinjani. 

Ia dikenal piawai mengelola logistik, menjejak jalur vertikal, serta memberdayakan wisatawan untuk mengeksplor alam secara aman dan bertanggung jawab.

*2 Hari Jadi Tukang Cuci Piring di Warung Lalapan

Untuk sampai di titik ini, Agam melalui jalan cukup berliku.

Dengan uang pas-pasan, Agam nekat merantau.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved