Kepala BPOM RI Taruna Ikrar Pertemukan Pelaku Usaha Indonesia dengan Delegasi 6 Negara
Membuka ruang kolaborasi antara BPOM, pelaku usaha, dan perguruan tinggi. Memperkuat daya saing bangsa.
Mr Dmytro Baskakov, Perwakilan Perusahaan Global Age Management Alliance Amerika Serikat, mewakili unsur pelaku usaha ikut meneken kerja sama dengan delegasi lintas kampus di Indonesia di Gedung Merah Putih BPOM RI.
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka membuka acara secara daring. Gibran secara khusus mengapresiasi inisiatif dan program BPOM RI sebagai regulator pengawasan obat dan makanan di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar.
BPOM RI di bawah Taruna Ikrar mempercepat proses registrasi obat inovatif melalui mekanisme reliance, yaitu pengakuan hasil evaluasi dari otoritas negara rujukan.
Dengan sistem ini, evaluasi yang semula memakan waktu 300 hari kini dapat dipangkas menjadi 120 hari, bahkan tengah diupayakan 90 hari.
Salah satu contoh nyata adalah izin edar obat fezolinetant yang selesai hanya dalam 54 hari kerja.
Selain itu, BPOM mendorong penggunaan bahan baku lokal, khususnya garam farmasi, melalui program BPOM Bergerak FAST (Fix Aman, Standar Terjaga).
Program ini menargetkan kemandirian pasokan garam farmasi dalam negeri, dengan kebutuhan nasional mencapai 7.700 ton per tahun. Beberapa industri garam lokal yang telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kini siap memasok kebutuhan farmasi dan pangan nasional, sehingga mereduksi ketergantungan impor.
Kepala BPOM juga menyetujui registrasi ulang 915 obat generik untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ia juga konsisten mendorong pengembangan obat berbasis bahan alam menjadi fitofarmaka agar menjadi produk yang lebih terstandardisasi dan berdaya saing tinggi.
Taruna Ikrar juga menempatkan transformasi pelayanan publik sebagai prioritas.
BPOM meluncurkan layanan jemput bola, salah satunya melalui program Proaksi Berpadu, yang telah mendampingi hampir 5.000 pelaku usaha dan peneliti, serta menghasilkan lebih dari 28.000 nomor izin edar.
Secara keseluruhan, sejak Agustus 2024, BPOM telah menerbitkan 204.430 izin edar, meliputi 5.070 produk obat, 4.669 obat tradisional, 1.274 suplemen kesehatan, 378 obat kuasi, 127.144 kosmetik, dan 65.895 pangan olahan.
Percepatan layanan juga diterapkan dalam uji praklinik/klinik.
Hingga Februari 2025, BPOM telah menyelesaikan evaluasi 130 protokol uji praklinik/klinik OBA, dengan dukungan regulasi yang lebih sederhana, pendampingan penyusunan protokol, dan peningkatan kompetensi peneliti.
Berbagai upaya yang dilakukan BPOM tidak hanya memberi kemudahan bagi pelaku usaha, tetapi juga mempercepat hadirnya produk-produk aman dan bermutu ke tangan masyarakat.
| 20 Kampus Apresiasi Kepala BPOM RI Taruna Ikrar, Teken Kerja Sama dengan Pelaku Industri |
|
|---|
| Wapres Resmikan Gebyar Kolaborasi ABG BPOM RI: Refleksi Satu Tahun Asta Cita |
|
|---|
| Indonesia Nomor Dua Dunia Penderita Terbanyak Penyakit TBC, BPOM Percepat Inovasi Vaksin Baru |
|
|---|
| BKN dan BPOM Perkuat Sinergi Dukung Program Sejuta Vaksinasi HPV untuk ASN |
|
|---|
| Indonesia dan Tiongkok Sepakat Perkuat Kerja Sama Pengawasan Obat dan Pangan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/bpom-Business-Matching-dan-Networking.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.