Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok 2 Menteri Asal Sulsel 10 Besar Survei Kepuasan Publik Kabinet Prabowo

Amran Sulaiman, Letkol Teddy, Purbaya, Nasaruddin Umar, Prasetyo Hadi 5 besar survei kepuasan publik

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
MENTERI PRABOWO - Kolase Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sekretaris Kabinet Teddy, Menteri Keuangan Purbaya, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar. 

Ia lulus dengan IPK maksimal, dan mematenkan berbagai penemuan yang mencakup pengendalian hama.

Saat ini ia memegang 5 hak paten, selain tercatat sebagai dosen di Universitas Hasanuddin.

Keluarga

Ia menikah dengan Martati dan pasangan ini memiliki empat anak – semuanya dengan nama depan Andi.

Menurut catatan silsilah, Amran merupakan keturunan jauh raja Bone ke-23.

Adiknya, Andi Sudirman Sulaiman menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Selatan di bawah Gubernur Nurdin Abdullah.[12] Ia kemudian naik menjadi Gubernur setelah Nurdin ditangkap dan dibui karena kasus korupsi.

Karier

Setelah lulus, Sulaiman bekerja di PT Perkebunan Nusantara XIV. Ia memulai kariernya sebagai kepala operasi lapangan di sebuah pabrik gula pada tahun 1994, dan dipromosikan sebanyak 4 kali selama enam tahun pertamanya di perusahaan tersebut, dengan puncaknya sebagai kepala logistik.

Dia mengundurkan diri setelah 15 tahun. Kemudian, ia mendirikan bisnisnya sendiri, dimulai dengan patennya atas racun tikus (bernama "Tiran" sebagai akronim dari Tikus diracun Amran) dan berkembang pesat, mencakup 10 perusahaan dengan pendapatan tahunan gabungan mendekati US$1 miliar pada tahun 2014 Ia menerima penghargaan sipil Satyalancana Pembangunan dari Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.

Joko Widodo mengumumkan pengangkatannya sebagai Menteri Pertanian pada 26 Oktober 2014 (dilantik kembali pada 25 Oktober 2023), dan ia dilantik keesokan harinya.

Ia kemudian menjadi menteri dengan kekayaan bersih tertinggi yang dilaporkan, senilai Rp330,8 miliar pada November 2014.

Target kementeriannya adalah swasembada 4 komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, dan gula dalam waktu 3 tahun serta perbaikan sistem irigasi di 11 provinsi di Indonesia.

Ia berhasil selamat dari dua perombakan kabinet yang dilakukan oleh Widodo, yang dilakukan masing-masing pada tahun 2015 dan 2016 meskipun ada rumor awal tentang penggantinya.

2. Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar (lahir 23 Juni 1959)[2] adalah Menteri Agama RI ke-25 sejak 21 Oktober 2024 pada Kabinet Merah Putih serta Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia [3] dari tahun 2011 sampai 2014.

Ia juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/ Kementerian Agama Republik Indonesia. Ia juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesiayang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Ia juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027. Lalu pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, AG.Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.

Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022.

Pada tahun 2024, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.

Kehidupan awal dan pendidikan

Nasaruddin Umar dilahirkan di Ujung, Kabupaten Bone, Sulawesi pada 23 Juni 1959.

Setelah menamatkan pendidikan di SD Negeri Ujung, Bone pada 1970, ia menamatkan pendidikan di Pesantren As'adiyah Sengkang pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah pada 1971, Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Tahun pada 1974, dan PGA 6 Tahun pada 1976.

Ia meraih gelar Sarjana Muda pada 1980 dan Sarjana Lengkap pada 1984, kedua-duanya dari IAIN Ujung Pandang.

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998).

Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993–1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994–1995). 

Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001–2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003–2004).

Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999).

Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

Kontroversi

Ketika Paus Fransiskus berkunjung di Indonesia pada April 2024, ia menyatakan bahwa, Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam. Nasaruddin juga menerima dan mencium kening Paus Fransiskus.

Pada Juli 2024, Nasaruddin Umar mengunjungi Amerika Serikat untuk mengikuti program belajar agama Yahudi yang diperkirakan selama 6 minggu.

Hal ini disoroti karena statusnya sebagai pemuka agama serta imam besar.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved