Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Keberanian Purbaya Harus Diimbangi Koordinasi Antar Lembaga

Pak Menteri Keuangan ini justru, saya lihat, menganggap berutang bukanlah masalah. Negara masih boleh berutang, semua orang boleh berutang.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Abdul Azis Alimuddin
dok. Satriya Madjid
EKONOMI SULSEL – Wakil Ketua Kadin Sulsel, Satriya Madjid. Pengusaha Sulsel menanti gebrakan Menteri Keuangan Purbaya dalam menurunkan pajak dan suku bunga perbankan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Berbagai kebijakan baru Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa disambut positif pengusaha hingga pengamat ekonomi.

Namun, dari sisi pelaku usaha, masih dibutuhkan langkah lebih menggerakkan roda perekonomian, terutama melalui penurunan suku bunga kredit dan tarif pajak.

Hal ini mengemuka dalam podcast Tribun Business Forum yang disiarkan melalui kanal YouTube Tribun Timur.

Menghadirkan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Satriya Madjid dan Pengamat Ekonomi Unhas Prof Marsuki DEA sebagai narasumber, bersama host I Luh Devi Sania.

Berikut petikan lengkap perbincangannya.

Bagaimana melihat kebijakan Menteri Keuangan yang baru?

Prof Marsuki:

Pak Menteri Keuangan ini justru, saya lihat, menganggap berutang bukanlah masalah.

Negara masih boleh berutang, semua orang boleh berutang.

Saya bilang, aduh, ini seperti kita mau mundur ke belakang, bukan maju ke depan. Itu sisi negatifnya.

Tapi dari sisi positif, kalau utang itu bisa dikelola dan diputar untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berbalik pada peningkatan kesejahteraan, maka itu bisa jadi langkah strategis.

Logika berpikir Pak Menteri tampaknya dari sisi supply side untuk mendorong demand side. 

Misalnya, pajak jangan dinaikkan dulu, tapi likuiditas harus digelontorkan supaya kapasitas perbankan meningkat.

Namun masalahnya, kredit yang sudah ada saja belum terserap. Ini bisa membuat situasi keuangan kacau dan membuat Bank Indonesia bingung.

Meskipun inflasi saat ini rendah, kebijakan mendorong likuiditas besar-besaran justru bisa menimbulkan risiko baru.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved