Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Headline Tribun Timur

Amran Sulaiman Ikut Tentukan Rektor Unhas

Tiga calon Rektor Unhas telah resmi ditetapkan, yakni Prof Jamaluddin Jompa, Prof Budu, dan Prof Sukardi Weda.

Editor: Sudirman
TRIBUN TIMUR
UNHAS - Tiga calon Rektor Unhas telah resmi ditetapkan, yakni Prof Jamaluddin Jompa, Prof Budu, dan Prof Sukardi Weda. Amran Sulaiman punya hak suara pemilihan rektor Unhas. 
Ringkasan Berita:
  • Ketua Umum IKA Unhas, Andi Amran Sulaiman (57), turut menentukan arah kepemimpinan Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026–2030.
  • Ia menjadi bagian dari unsur ex-officio Majelis Wali Amanat (MWA) yang berperan dalam pemilihan rektor bersama tokoh nasional lainnya, seperti Menteri Dikti Saintek Brian Yuliarto dan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
  • Pemilihan dijadwalkan berlangsung Januari 2026 melalui sidang paripurna MWA setelah menerima hasil penyaringan dari Senat Akademik

TRIBUN-TIMUR.COM  - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (57), ikut menentukan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026-2030.

Sebagai bagian dari unsur ex-officio Majelis Wali Amanat (MWA), Ketua IKA Unhas tersebut turut menentukan arah kepemimpinan baru ‘kampus merah’ bersama sejumlah tokoh nasional lainnya.

Tiga calon Rektor Unhas telah resmi ditetapkan, yakni Prof Jamaluddin Jompa, Prof Budu, dan Prof Sukardi Weda.

Ketiganya akan melanjutkan tahapan pemilihan di tingkat MWA setelah menerima berita acara hasil penyaringan dari Senat Akademik.

Serangkaian sidang paripurna MWA digelar untuk menentukan Rektor Unhas terpilih, dijadwalkan berlangsung pada Januari 2026.

Dari 19 anggota MWA, 17 orang memiliki hak suara dalam proses pemilihan tersebut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Guru Besar Unhas Prof Farida Gantikan Prof Karta Jayadi Jabat Rektor UNM

Unsur ex-officio, terdapat empat nama, yakni Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) Brian Yuliarto.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Ketua Umum IKA Unhas Andi Amran Sulaiman, serta Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas.

Selain itu, unsur perwakilan dosen terdiri dari delapan orang: Prof Alimuddin Unde, Prof Andi Niartiningsih, Prof Andi Zulkifli, Prof Asmuddin Natsir, Prof Dwia Aries Tina, Prof Hasanuddin, Prof Kartini, dan Prof Arsyad Thaha.

Kemudian unsur tenaga kependidikan diwakili oleh Fadly Rivai dan Jumiaty Nurung.

Sementara dari unsur masyarakat, terdapat tiga anggota, yaitu Tony Wenas dan Arsjad Rasjid, dengan satu posisi lainnya, Bahlil Lahadalia, sedang dalam proses pergantian.

“Dua anggota MWA dari unsur ex-officio tidak memiliki hak suara dalam pemilihan Rektor adalah Rektor dan Ketua Senat Akademik,” jelas Humas Unhas Ishaq Rahman, Senin (3/11/2025).

Sementara itu, satu anggota MWA dari unsur ex-officio, yakni Menteri Dikti Saintek, memiliki hak suara sebesar 35 persen dari total suara atau setara dengan sembilan suara.

Dengan demikian, total suara akan diperebutkan para calon rektor dalam proses pemilihan di MWA adalah 25 suara.

Ketua Senat Akademik Unhas, Prof Baharuddin Thalib, apresiasi atas jalannya proses penyaringan calon rektor yang berlangsung lancar, tertib, dan kondusif.

“Hasil ini mencerminkan kepercayaan anggota Senat terhadap visi, integritas, dan rekam jejak para bakal calon rektor,” ujar Prof Baharuddin.

Ia juga mengapresiasi kerja Tim Pokja Penyaringan yang memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai prosedur.

Perolehan Suara

Prof Jamaluddin Jompa memimpin perolehan suara pemilihan calon Rektor Unhas periode 2026-2030.

Dalam proses penyaringan di Unhas Hotel & Convention, Kampus Tamalanrea, Makassar, Senin (3/11/2025), Prof Jamaluddin Jompa meraih 74 suara, disusul Prof Budu dengan 18 suara, dan Prof Sukardi Weda dengan 1 suara.

Perolehan suara tersebut mengantarkan Prof Jamaluddin Jompa, yang akrab disapa Prof JJ, sebagai calon terkuat dalam tahap pemilihan calon rektor oleh Senat Akademik.

Prof JJ mengaku terkejut dengan hasil diraihnya. “Penerimaan suara hingga 80 persen ini di luar dugaan saya, karena selama ini saya begitu sibuk menjalankan tugas sebagai rektor,” ujarnya usai pemilihan.

Ia menilai dukungan besar tersebut merupakan bentuk kepercayaan sivitas akademika terhadap kepemimpinannya selama ini.

“Saya memandang hasil ini sebagai cerminan aspirasi dan keinginan keluarga besar Unhas untuk tetap melanjutkan program yang telah berjalan,” kata Prof JJ.

Meski unggul dalam tahap senat, Prof JJ menegaskan bahwa proses pemilihan rektor masih panjang.

Ia berharap MWA mempertimbangkan hasil penyaringan ini sebagai bagian dari aspirasi kampus.

“Tentunya Majelis Wali Amanat akan memperhatikan hasil ini sebagai bentuk aspirasi sivitas akademika,” katanya.

Prof Budu

Prof Budu melaju sebagai calon Rektor Universitas Hasanuddin periode 2026-2030.

Ia meraih 18 suara, mengantarkannya masuk dalam tiga besar hasil pemilihan oleh Senat Akademik.

“Alhamdulillah, saya bersyukur karena bisa masuk sebagai salah satu dari tiga calon rektor,” ujar Prof Budu usai pemilihan di Unhas Hotel & Convention, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Senin (3/11/2025).

Prof Budu menyampaikan kesiapannya untuk mengikuti seluruh tahapan pemilihan berikutnya yang akan berlangsung di tingkat Majelis Wali Amanat (MWA).

Ia juga menyatakan optimisme tinggi dalam menatap proses selanjutnya. “Kita sangat optimis untuk menang,” tegasnya.

Sementara itu, tim pemenangan Prof Budu turut menyatakan keyakinannya menghadapi persaingan di MWA.

Prof Armin Arsyad, salah satu anggota tim, menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengamankan dukungan.

“Kami siap memenangkan Pilrek Unhas,” kata Prof Armin dengan penuh keyakinan.

Prof Jamal

Prof Jamaluddin Jompa lahir di Takalar, 8 Maret 1967. Ia anak prajurit yang kerap berpindah tugas, sehingga masa kecilnya diwarnai dengan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain.

Prof JJ sapaannya, menempuh pendidikan dasar di SD Sampeang, Kabupaten Bulukumba.

Saat duduk di kelas 4, ia mengikuti kepindahan ayahnya bertugas ke Pinrang, dan melanjutkan sekolah di SD 13 Pinrang.

Tak lama berselang, keluarganya kembali berpindah ke Desa Paria, Kabupaten Pinrang.

Setelah menamatkan SD, Prof Jamal kecil melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Pinrang dan kemudian ke SMA Negeri 243 Pinrang (kini SMA Negeri 1 Pinrang).

Lulus SMA 1985, Prof JJ memilih melanjutkan studi ke Jurusan Perikanan Unhas. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya pada 1989.

Sebagai akademisi, Prof JJ dikenal memiliki keahlian mendalam dalam biologi terumbu karang dan ekologi pesisir, serta kiprah panjang dalam pemberdayaan masyarakat pesisir.

Kepakarannya di bidang tersebut membawanya dipercaya menjadi anggota Penasihat Bidang Ekologi Kelautan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Berbagai posisi strategis pernah diembannya, antara lain:

Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Unhas, Ketua Kelompok Penasihat Ilmiah Komite Koordinasi Nasional Coral Triangle Initiative (CTI), Anggota Dewan Coral Triangle Center (CTC), dan Anggota Komisi Nasional Penilaian Stok Perikanan KKP. 

Selain itu, Prof JJ juga merupakan anggota perdana Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) sekaligus ketua pertama ketika lembaga tersebut berdiri pada 2015.

Pendidikan pascasarjananya dimulai pada 1994, saat ia menempuh program master Coral Reef Assessment and Monitoring di McMaster University, Kanada.

Ia meraih gelar M.Sc. pada 1996, lalu melanjutkan program doktoral di James Cook University, Australia, yang diselesaikannya pada 2003.

Prof Sukardi

Calon Rektor Unhas, Prof Sukardi Weda, menawarkan terobosan baru untuk mengurai kemacetan di kawasan kampus Tamalanrea.

Ia berencana membangun jalan layang di dalam area kampus Unhas yang terhubung langsung ke wilayah kota.

Ide tersebut disampaikan di hadapan anggota Senat Akademik dalam sesi pemaparan kertas kerja Pemilihan Calon Rektor, di Unhas Hotel & Convention, Makassar, Senin (3/11/2025).

Menurut Prof Sukardi, gagasan ini berangkat dari banyaknya keluhan sivitas akademika yang ia dengar selama masa sosialisasi ke fakultas-fakultas, terutama terkait kemacetan di area Pintu 1 Unhas, yang kerap terjadi pada jam sibuk pagi dan sore hari.

“Kalau saya terpilih menjadi rektor, saya akan rancang jalan layang dari bundaran tengah Unhas hingga keluar ke arah kota. Tentu semua harus melalui kajian AMDAL dan tata lingkungan yang matang,” ujar Prof Sukardi.

Ia menjelaskan, Unhas sejatinya memiliki beberapa akses masuk, seperti Pintu 1, Pintu 2, dan area workshop.

Menurutnya, sebagai universitas negeri, Unhas adalah milik publik, sehingga pengembangan infrastruktur kampus juga sebaiknya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Kalau dibangun jalan layang di depan bundaran Unhas menuju kota, insyaallah kemacetan bisa terurai,” tambahnya optimistis.

Selain fokus pada infrastruktur, Prof Sukardi Weda juga menyoroti penguatan aspek kemahasiswaan.

Guru besar Fakultas Sastra dan Bahasa UNM itu berkomitmen untuk meningkatkan anggaran bagi lembaga kemahasiswaan, serta memastikan tidak ada mahasiswa yang di-drop out (DO) selama masa kepemimpinannya jika terpilih.

“Kampus harus menjadi ruang yang benar-benar mendidik,” tegasnya.

Dalam proses pemilihan calon rektor Unhas, Prof Sukardi Weda berhasil melaju ke tahap berikutnya dengan meraih satu suara dari anggota Senat Akademik.

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved