Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Orang Dibalik Purbaya hingga Berani Lawan Siapapun, dari Dedi Mulyadi hingga Luhut Semua Disikat

Purbaya bahkan dijuluki menteri koboi karena aksinya yang tidak pandang bulu ketika berbicara sebagai menteri keuangan. 

Tribunnews.com
MENKEU PURBAYA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta Selatan. Purbaya mengaku tidak berani gerak sendiri. 

Ia menyebut, selama periode Juli-September 2025, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah mengalami penurunan sehingga menyebabkan aksi demo di sejumlah wilayah.

Namun, menurut Purbaya, berkat kebijakannya yang bagi sebagian orang berlebihan, sentimen masyarakat justru berubah baik.

"Saya selalu pakai survei ke masyarakat, apakah saya mengurangi kepercayaan masyarakat apa tidak. Survei bulan Oktober dari LPS, indeks kepercayaan masyarakat ke pemerintah, kalau jatuh buruk, kalau naik bagus," ungkapnya sembari menunjukkan grafik hasil survei.

"Juli, Agustus, September, turun terus ke titik terendah sini, ini terjadi banyaknya demo. Tapi, setelah kita lakukan kebijakan, mungkin yang untuk sebagian kalangan agak drastis, agak ceplas-ceplos, tapi ini berhasil mengembalikan sentimen kepercayaan masyarakat ke pemerintah."

"Jadi sudah stabil lagi, jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat, kecuali di mata orang itu (Hasan Nasbi) ya," jelas Purbaya.

Purbaya melanjutkan, situasi ekonomi di Indonesia sangat memengaruhi sentimen masyarakat terhadap pemerintah.

Purbaya dengan Luhut

Bahkan Purbaya tidak takut dengan siapapun termasuk Luhut Binsar Panjaitan yang di era kepemimpinan Jokowi nyaris tidak ada yang berani mendebatnya.

Namun Purbaya berani dan dengan terang-terangan. 

Terutama soal family office yang digagas Luhut

Purbaya bahkan dengan tegas menolak menyuntikkan dana atas pembangunan family office ide Luhut yang kini jabat posisi dewan ekonomi nasional.

Pandangan Luhut tidak sepenuhnya sejalan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Dengan kalkulator dan neraca anggaran di tangan, Purbaya memilih untuk berhitung dengan lebih matang alias tidak gegabah.

Ia bukan menolak investasi, tapi menolak insentif yang berpotensi membahayakan kondisi fiskal negara. 

Pengalaman dengan kereta cepat Woosh rupanya menjadi pelajaran penting.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved