Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPRD Makassar Dibakar

Jejak Karier Kapolda Irjen Rusdi Hartono, Letting Kapolri Geleng-geleng Lihat Kondisi DPRD Makassar

Irjen Rusdi Hartono bersama PJU Polda Sulsel mengecek beberapa sudut bekas kobaran api, termasuk bagian lobi utama gedung DPRD.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Renaldi Cahyadi/ Muslimin Emba
OLAH TKP - Kiri ke kanan: Kapolda Sulsel Irjen Rusdi Hartono mengecek olah TKP kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Senin (1/9/2025) dan suuasana penjagaan kantor DPRD Kota Makassar di Jl AP Pettarani, Sabtu (30/8/2025). Irjen Rusdi Hartono didampingi enam pejabat utama Polda Sulsel. 

Menurut Rusdi, olah TKP dilakukan sebagai bentuk penyelidikan untuk mengungkap pelaku terlibat dan harus bertanggung jawab.

"Ini proses yang kita lakukan, dan tentunya ini akan lebih memperjelas nanti apa yang terjadi di sini," ujar mantan Kapolda Jambi ini.

"Mohon dukungan dari masyarakat atas apa yang telah kami lakukan. Potensial suspek sudah ada. Mudah-mudahan semua ini bisa kami selesaikan sebaik-baik," imbuhnya.

Rusdi Hartono menegaskan, beberapa terduga pelaku sudah teridentifikasi dan akan diproses hingga ke meja hijau.

"Saya katakan tadi, potensial suspek sudah ada. Mudah-mudahan tidak berapa lama lagi kita bisa melakukan pendekatan hukum yang lebih jelas ke depan," jelasnya.

Rusdi menyebut, total kendaraan terbakar sebanyak 61 mobil dan 15 motor.

Puluhan kendaraan yang tampak rongsok dijadikan bukti kuat dalam penyelidikan.

Lanjut dia, ini menjadi salah satu bukti kerusakan dan juga aset negara di sini," kata Rusdi Hartono.

"Total lebih kurang sekitar Rp250 miliar kerugian negara yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab," ungkap Rusdi.

"Termasuk tiga nyawa saudara kita harus menjadi korban dari perilaku-perilaku tersebut," jelas pria kelahiran 27 April 1969.

Sementara itu Kabid Labfor Polda Sulsel Kombes Wahyu Marsudi menjelaskan, total personel olah TKP sebanyak 14 orang.

"Kita bersama dengan rekan INAFIS, kita 14 orang, tujuh orang dari BidLabfor dan tujuh orang dari INAFIS," kata Wahyu Marsudi.

Langkah pertama olah TKP adalah observasi umum.

"Observasi umum itu melihat tingkat penjelajahan api, kemudian ada kira-kira berapa titik, nanti kita fokuskan dari kira-kira penyebabnya apa," ujar Wahyu Marsudi.

Wahyu belum memastikan waktu rampungnya olah TKP, namun pihaknya mengupayakan selesai secepatnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved