Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Maros

Banjir Moncongloe Mulai Surut, 700 Rumah Warga Terendam

Menurutnya, banjir dipicu oleh curah hujan yang cukup tinggi sejak beberapa hari terakhir.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
BANJIR MONCONGLOE - Proses evakuasi Warga Moncongloe yang sakit dari rumah terendam banjir, Sabtu (15/11/2025) kemarin . Banjir yang melanda Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, mulai berangsur surut, Minggu (16/11/2025). 

Sementara itu, memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros mulai meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Kepala BPBD Maros, Towaddeng, mengatakan pihaknya telah menetapkan status siaga bencana dan menyiagakan posko 24 jam sejak sepekan terakhir.

Sebanyak 30 personel diterjunkan setiap hari dengan sistem dua sif untuk memastikan respon cepat jika terjadi bencana.

“Kami sudah masuk masa siaga bencana. Sesuai rilis BMKG, mulai 11 November ini sudah masuk puncak awal musim hujan. Karena itu kami imbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi angin kencang dan pohon tumbang,” jelasnya.

Sebagai langkah mitigasi, BPBD juga melakukan pemangkasan pohon rawan tumbang di sejumlah titik, terutama di sepanjang jalur Poros Makassar–Maros hingga Maros–Bone.

Selain itu, BPBD memetakan wilayah rawan bencana, seperti Camba, Cenrana, dan Mallawa yang rawan longsor, serta Maros Baru, Lau, dan Bontoa yang kerap dilanda banjir tahunan.

“Wilayah pesisir seperti Maros Baru hampir setiap tahun terdampak banjir. Karena itu kami terus melakukan pemantauan rutin dan sosialisasi kepada warga,” tambah Towaddeng.

Dari sisi peralatan, BPBD menyebut telah menyiapkan perlengkapan penanggulangan bencana yang dinilai cukup memadai untuk skala kabupaten.

Saat ini tersedia delapan perahu polyteling dan dua perahu karet yang siap digunakan untuk mengevakuasi warga terdampak banjir.

“Kalau untuk ukuran kabupaten, peralatan kita sudah cukup besar. Tapi pengalaman banjir Februari lalu membuat kami sadar perlunya penambahan armada, terutama untuk menjangkau perumahan di area berarus deras,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari sistem peringatan dini, BPBD Maros juga telah mengoperasikan tiga alat pendeteksi bencana yang terkoneksi langsung dengan BMKG.

Alat tersebut memantau potensi banjir di Sungai Maros (Hulu Pakere), angin kencang di wilayah Tanralili, serta aktivitas gempa bumi di kantor BPBD Maros.

“Semua alat ini terhubung langsung ke BMKG. Kalau ada peningkatan curah hujan atau potensi bencana, sinyal peringatan otomatis dikirim ke kami untuk ditindaklanjuti,” tutupnya. (*)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved