Alwyldan Mustahir Soroti Gondola di Tompobulu, Minta Pemkab Maros Bangun Jembatan
Puluhan siswa di Tompobulu harus menyeberangi sungai dengan gondola darurat. DPRD Maros desak pembangunan jembatan permanen.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Anggota Komisi I DPRD Maros, Alwyldan Mustahir, menyoroti kondisi memprihatinkan di Dusun Makmur, Desa Bontomanurung, Kecamatan Tompobulu.
Di lokasi ini, sekitar 50 siswa harus menyeberangi sungai menggunakan gondola darurat untuk bisa sampai ke sekolah.
Alwyldan mendesak Pemkab Maros segera menganggarkan pembangunan jembatan permanen bagi warga, khususnya anak-anak sekolah.
“Setahu saya, rencana pembangunan jembatan itu sudah ada sejak masa Bupati Hatta Rahman. Namun sampai sekarang belum juga terealisasi,” kata Alwyldan, Jumat (29/8/2025).
Menurutnya, gondola yang digunakan warga saat ini hanya penyeberangan darurat.
Kondisi itu berbahaya, terutama saat debit air tinggi dan arus deras.
Sebelum ada gondola, warga mengandalkan jembatan darurat dari susunan batu dan papan untuk dilalui kendaraan roda dua pengangkut hasil kebun.
Baca juga: Dua Tahun Tanpa Jembatan, Warga dan Pelajar Maros Bertaruh Nyawa Menyeberang Sungai Pakai Gondola
“Akses ini memang paling dekat ke jalan poros atau ke SDN Gattarang. Kalau lewat jalur lain, harus memutar jauh ke arah Pucak,” ujarnya.
Politisi muda PAN itu menegaskan, kondisi tersebut sangat merugikan anak-anak sekolah.
Saat musim hujan, banyak siswa terpaksa tidak masuk karena takut menyeberang.
Selain pembangunan jembatan, Alwyldan juga mendorong Dinas Pendidikan membuka kelas jauh di Dusun Makmur atau Dusun Pattiro.
“Kalau ada kelas jauh, anak-anak bisa belajar lebih aman. Mereka tidak perlu lagi menyeberang sungai,” jelasnya.
Desakan itu disambut baik warga yang berharap ada perhatian serius dari pemerintah.
Kepala Dinas PUPR Maros, Alfian Amri, mengungkapkan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang.
Ia mengatakan, pembangunan jembatan di wilayah tersebut sudah diusulkan dan segera ditindaklanjuti.
“Kami sudah koordinasi dengan Balai. Insyaallah besok kami akan turun langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan,” ujarnya.
Alfian menambahkan, hasil peninjauan akan menjadi dasar penyusunan perencanaan teknis.
Pembangunan jembatan diharapkan segera masuk prioritas dan mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
“Karena lokasinya di daerah aliran sungai, tentu harus melibatkan Balai agar sesuai standar teknis,” katanya.
Sebelumnya, akses pendidikan di Dusun Makmur masih terkendala.
Puluhan siswa setiap hari harus menyeberangi sungai deras menggunakan gondola sederhana sepanjang 400 meter untuk sampai ke sekolah.
Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari dua tahun karena belum ada jembatan permanen yang menghubungkan Desa Bontomanurung dan Desa Bontomatinggi.
Gondola dibangun swadaya oleh pemilik tanah.
Untuk menyeberang, dibutuhkan waktu sekitar 5–7 menit.
Gondola bergerak jika tali yang terhubung pada katrol di tiang beton ditarik.
Salah satu siswa kelas 3 SD, Farel, mengatakan setiap hari ia bersama teman-temannya bergantian menarik gondola secara manual agar bisa sampai di seberang.
“Biasanya kami berangkat jam 06.30 dan sampai sekolah sekitar jam 08.30,” sebutnya.
Sebelum ada gondola, ia menembus aliran sungai dengan berjalan kaki.
“Kalau air sungai naik, saya sering tidak ke sekolah karena takut menyeberang,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Misra, murid lainnya.
“Mau tidak mau lewat sini, karena tidak ada jalur lain,” katanya.(*)
Dapur MBG Dorong Ekonomi Lokal, 50 UMKM Maros Sudah Terlibat |
![]() |
---|
Kejari Palopo Sulsel Rebus Sabu, Bakar Ganja dan Obat Terlarang |
![]() |
---|
Affan Dilindas Rantis, Komunitas Ojol Luwu Suarakan Duka |
![]() |
---|
Profil Irwan Suaib Kembali Pimpin ESI Sinjai, Target Medali Porprov 2026 |
![]() |
---|
Politeknik Pengawasan Obat dan Makanan Pertama di Indonesia Bakal Dibangun di Pucak Maros |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.