Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dua Tahun Tanpa Jembatan, Warga dan Pelajar Maros Bertaruh Nyawa Menyeberang Sungai Pakai Gondola

Pelajar di Desa Bonto Manurung Maros menggunakan gondola melintasi sungai karena tak ada jembatan layak digunakan.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / NURUL
GONDOLA TOMPOBULU  - penampakan gondola yang digunakan siswa Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, untuk mengakses pendidikan. Puluhan siswa setiap hari harus menyeberangi sungai deras menggunakan gondola sederhana sepanjang 400 meter untuk sampai ke sekolah. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Pelajar di Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros harus menggunakan kereta gantung gondola menyeberangi sungai.

Setiap harinya mereka menyeberangi sungai sepanjang 400 meter.

Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari dua tahun lantaran tidak adanya jembatan permanen yang menghubungkan Desa Bontomanurung dan Desa Bontomatinggi.

Desa Bonto Manurung berjarak sekitar 40 km dari Turikale ibu kota Kabupaten Maros.

Baca juga: Harga Gabah Ikut Naik, Petani Maros Nikmati Berkah Lonjakan Beras

Gondola ini pun dibangun swadaya oleh pemilik tanah.

Jika menumpangi gondola ini, dibutuhkan waktu sekitar 5-7 menit untuk bisa sampai di desa seberang.

Gondola akan begerak jika tali yang dihubungkan pada katrol di tiang beton ditarik.

Salah satu siswa kelas 3 SD, Farel, mengatakan setiap hari ia bersama teman-temannya harus bergantian menarik gondola secara manual agar bisa sampai di seberang.

“Biasanya kami berangkat jam 06.30 dan sampai sekolah sekitar jam 08.30,” sebutnya.

Sebelum ada gondola, ia biasanya menembus aliran sungai dengan berjalan kaki.

“Kalau air sungai naik, saya sering tidak ke sekolah karena takut menyeberang,” katanya.

Hal serupa diungkapkan Misra, murid lainnya.

Ia menuturkan gondola menjadi satu-satunya akses yang bisa digunakan menuju sekolah.

“Mau tidak mau lewat sini, karena tidak ada jalur lain,” katanya.

Sekretaris Desa Bonto Manurung, Yustandi, menjelaskan gondola ini bukan hanya digunakan oleh anak sekolah, tetapi juga warga untuk membawa hasil bumi mereka.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved