HBII 2025
Gerkatin Sulsel Dorong Inklusi Lewat Peringatan Hari Bahasa Isyarat
Gerkatin Sulsel peringati Hari Bahasa Isyarat Internasional. Tunarungu masih kesulitan komunikasi karena minimnya pemahaman masyarakat.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Sulawesi Selatan memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII), Minggu (28/9/2025).
Kegiatan ini dihadiri Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin di Sentra Wirajaya, Jalan AP Pettarani.
Peringatan HBII diisi berbagai kegiatan, termasuk workshop Kelas Menulis Tuli dan Keamanan Digital yang digelar di Mal Nipah, Sabtu (27/9/2025).
Tema yang diangkat “Tidak Ada Hak Asasi Manusia Tanpa Hak Bahasa Isyarat.”
Ketua Panitia, Zilfatthanah Arranury, menyampaikan bahasa isyarat berkembang sejak 1951 dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh tunarungu.
“Kegiatan ini dibuat agar masyarakat sadar pentingnya bahasa isyarat, supaya teman tuli juga bisa ajarkan bahasa isyarat ke masyarakat,” ucap Zilfatthanah.
Kegiatan ini diikuti sekitar 290 peserta dari berbagai daerah.
Diantaranya, Makassar, Toraja, Sulawesi Barat, Bau-Bau, dan lainnya.
Ia mengakui, tunarungu masih sering terkendala saat berkomunikasi dengan masyarakat umum karena minimnya pemahaman bahasa isyarat.
Saat berinteraksi, mereka terpaksa menggunakan tulisan jika tidak didampingi juru bahasa.
“Jadi kami sering sekali miskomunikasi karena persoalan itu,” tuturnya.
Ketua Gerkatin Sulsel, Andi Arfan, menyampaikan kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemkot Makassar, Kalla, Bank BPD, dan OJK.
Ia menilai pemerintah telah membuka ruang bagi kelompok disabilitas.
Melalui Dinas Ketenagakerjaan, mereka difasilitasi pelatihan kerja dan didorong untuk masuk ke perusahaan.
Contohnya, ada penyandang disabilitas yang lolos seleksi ASN di Dinas Kesehatan Kota Makassar.
Ia berharap ruang dan kesempatan bagi mereka semakin terbuka.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan komitmen menghadirkan kesempatan setara bagi penyandang disabilitas.
Menurutnya, difabel harus menjadi bagian penting dalam pembangunan kota.
Munafri mengajak masyarakat menumbuhkan semangat inklusi.
Kesempatan kerja, pelatihan, dan dukungan UMKM akan terus dibuka agar mereka berperan aktif.
“Pemerintah Kota Makassar berkomitmen mendukung kegiatan seperti ini, membuka ruang akses komunikasi dan hak pekerja yang setara bagi seluruh warganya,” ujarnya.
Peringatan HBII menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa bahasa, dalam segala bentuknya, adalah sarana pemersatu bagi penyandang disabilitas rungu wicara.
“Perayaan HBI ini diharapkan menjadi pengingat pentingnya membangun kesadaran bersama, bahwa komunikasi tanpa batas adalah hak setiap orang,” tuturnya.
Munafri menekankan, HBII bukan sekadar perayaan simbolis, tetapi pengingat bahwa pembangunan kota harus merangkul seluruh lapisan masyarakat.
“Peringatan ini memberikan gambaran jelas bahwa kita, khususnya pemerintah dan masyarakat Makassar, harus tumbuh bersama dalam inklusi pembangunan kota,” jelasnya.
“Kami Pemerintah Kota, berkomitmen bersama saudara berkebutuhan khusus dalam membangun Makassar,” tambahnya. (*)
| Harumkan Nama Sulsel, Kota Makassar Toreh Prestasi pada Ajang Apresiasi BRIDA 2025 |
|
|---|
| Senat Unhas Pilih 3 Calon Rektor 3 November, Dilarang Bawa Hape |
|
|---|
| Kepala BPBD: Tambang Galian C di Mallusetasi Penyebab Banjir Barru |
|
|---|
| Puncak Musim Hujan di Maros Diprediksi November, Warga Diminta Waspada Air 'Mudik' |
|
|---|
| Profil Damar Prasetyono Wali Kota Magelang Turunkan Jabatan Hamzah dari Sekda ke Staf Ahli |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.