Tribun RT RW
Elysabet: Selama Masih Diberi Kepercayaan, Saya Terus Dampingi Warga
Ia lahir dan besar di Makassar, menempuh pendidikan di SD Inpres Sambung Jawa, SMP Baji Minasa, dan SMA Frater.
TRIBUN-TIMUR.COM - Di tengah hiruk pikuk Kota Makassar, ada satu nama yang begitu dikenal di lingkungan RW 2 Kelurahan Mamajang, Elysabet Bunga Lamahoda.
Di usia 44 tahun, ibu rumah tangga ini bukan hanya mengurus dapur dan keluarga, tapi juga menjadi tumpuan harapan warganya sebagai Ketua RW 2.
Elysabet bukan pejabat, bukan pula aktivis dengan segudang gelar.
Ia lahir dan besar di Makassar, menempuh pendidikan di SD Inpres Sambung Jawa, SMP Baji Minasa, dan SMA Frater.
Tapi dedikasi dan kepeduliannya menjadikannya lebih dari cukup untuk memimpin lingkungan yang terdiri dari 208 kepala keluarga, tersebar di 4 RT.
“Selama masih diberi kepercayaan, saya akan terus mendampingi warga. Lingkungan ini tanggung jawab kita bersama,” ucapnya, Senin (8/9/2025).
Salah satu persoalan berat yang sedang dihadapi Llisabet adalah keberadaan pasar yang tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Meski bangunannya tampak rapi, lantai atas pasar sepi pengunjung.
Para pedagang memilih berjualan di basement yang seharusnya menjadi area parkir, bahkan turun ke jalan.
“Kalau di atas jarang pembeli yang mau naik, akhirnya pedagang pindah ke jalan. Dampaknya, jalan jadi macet dan semrawut,” tutur Elysabet.
Masalah semakin pelik ketika sejumlah pedagang nekat menimbun saluran got untuk mendirikan lapak.
Akibatnya, setiap hujan turun, RW 2 terendam air karena saluran tidak berfungsi.
“Air tergenang, tidak bisa mengalir. Kami sudah sering kerja bakti, tapi kalau gotnya tertutup bangunan, ya percuma. Kami butuh campur tangan pemerintah,” tegasnya.
Meski tantangannya tidak kecil, Elysabet tetap berdiri di garis depan.
Ia memimpin warga melakukan kerja bakti rutin, mengajak mereka menjaga kebersihan, menanam tanaman di lorong, hingga memperbaiki fasilitas umum secara swadaya.
Baginya, menjadi Ketua RW bukan hanya soal administratif.
Ini tentang hadir bersama warga, mendengar keluhan mereka, dan ikut bekerja menyelesaikan masalah.
“RW bukan hanya bicara di rapat, tapi turun langsung, membersihkan, mengajak, dan memberi contoh,” ujarnya.
Apresiasi
Langkah dan kepemimpinan Elysabet mendapat dukungan dari warganya.
Muhammad Farhan, salah satu warga RW 2, menyebut bahwa kepengurusan RW aktif dan penuh inisiatif.
“Sudah banyak kegiatan positif seperti peringatan 17 Agustus, penanaman tanaman, dan perbaikan fasilitas lorong. Harapannya semoga RW bisa terus membangun dan jadi lebih baik,” ungkap Farhan.
Warga lain, Sarlota Tallulembang, juga mengapresiasi ketanggapan Llisabet dan pengurus RT/RW.
“Selama ini cepat tanggap. Semoga ke depannya lebih bisa memajukan lingkungan,” ujarnya.
Di luar tugas-tugasnya sebagai Ketua RW, Elysabet tetap menjalani kesehariannya sebagai ibu rumah tangga.
Di waktu luang, ia menekuni hobi senam yang menurutnya menjadi cara menjaga semangat dan kebugaran, sekaligus mempererat hubungan sosial di antara ibu-ibu warga.
Dalam sosoknya, terlihat bahwa kepemimpinan tak selalu lahir dari panggung besar.
Kadang, ia muncul dari lorong sempit, dari hati seorang ibu yang peduli, dan dari tangan yang mau kotor membersihkan lingkungan demi kenyamanan bersama.(*)
Mengapa Syarat Calon Ketua RT di Makassar Minimal Lulusan SMP? Penjelasan Resmi BPM |
![]() |
---|
24.507 Jiwa Diwakili 5.923 Siap Memilih 139 Ketua RT di Ujung Pandang Makassar |
![]() |
---|
Sosialisasi Perwali RT/RW di Makassar Ditunda |
![]() |
---|
Mengabdi Tak Kenal Lelah, Kisah Guru Honorer Pimpin 20 KK di Bonto Lebang Makassar |
![]() |
---|
Gen Z Bukan Penonton! Keberanian Nydia Azizah Tangani Konflik di Tengah Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.