Musim Pancaroba
Debu Musim Kemarau Picu Lonjakan ISPA di Bastem Utara Luwu
Debu musim kemarau picu lonjakan ISPA di Bastem Utara, Luwu. Kasus naik dari 60 ke 92 dalam sebulan.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Musim kemarau berdampak serius terhadap kesehatan warga di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Di Kecamatan Bastem Utara, jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) melonjak tajam dalam sebulan terakhir.
ISPA dipicu oleh kualitas udara memburuk akibat debu dan cuaca kering.
Berdasarkan data UPT Puskesmas Bastem Utara, lonjakan kasus ISPA sebesar 53,3 persen dari Agustus ke September 2025.
Jumlah pasien ISPA pada Agustus tercatat 60 orang.
Angkanya naik menjadi 92 orang pada September.
Penyakit ini menyerang warga dari berbagai usia.
Mulai dari bayi di bawah satu tahun hingga lansia.
Baca juga: Waspada ISPA di Musim Pancaroba, Dokter Harun Ungkap Gejala dan Cara Cegah
Anak-anak dan balita menjadi kelompok paling rentan, diikuti usia produktif.
Berdasarkan jenis kelamin, lonjakan kasus lebih dominan pada perempuan.
Pada Agustus, tercatat 28 pasien perempuan dan 32 laki-laki.
Pada September, jumlah pasien perempuan naik menjadi 53 orang.
Sementara laki-laki 39 orang.
Kepala Puskesmas Bastem Utara, Arif, membenarkan musim kemarau faktor utama peningkatan kasus ISPA.
“Debu yang beterbangan dan udara kering mempercepat penyebaran virus dan bakteri penyebab infeksi pernapasan,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Pihaknya gencar mengedukasi masyarakat sebagai langkah antisipasi.
“Biasa kami anjurkan untuk menghindari paparan debu dan asap rokok dengan memakai masker atau dengan cara yang lain,” kata Arif.
Ia menambahkan, menjaga daya tahan tubuh menjadi kunci utama pencegahan.
“Kami juga edukasi untuk selalu menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup, makan bergizi, dan olahraga teratur. Terakhir, tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan, terutama tempat tinggal,” bebernya.
Warga diimbau tetap waspada dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala batuk, pilek, dan demam berkepanjangan.
Direktur RSUD Batara Guru, dr Daud Mustakim, menyebut pengidap ISPA tidak perlu dirawat inap.
“Cukup rawat jalan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas,” ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.