Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Koperasi Merah Putih

Program Koperasi Desa di Luwu Tersendat, Kadis Koperasi: Gen Z Harus Terlibat

KDMP Bonelemo jadi koperasi pertama aktif di Luwu. Tanpa pinjaman bank, mereka andalkan investasi warga dan laku keras jual beras Bulog.

Dok Ketua KDMP Bonelemo, Yudi
KOPERASI DESA – Peresmian KDMP Bonelemo oleh Bupati Luwu, Patahuddin beberapa waktu lalu. KDMP mengutamakan investasi masyarakat ketimbang pinjaman bank. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Program Kredit Usaha Rakyat melalui Koperasi Desa Mandiri Produktif (KDMP) mulai berjalan di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Namun, hingga kini baru KDMP Bonelemo yang aktif beroperasi dari total 227 desa dan kelurahan.

Sebagian besar lainnya masih dalam tahap proses.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Luwu, Rahimullah, menjelaskan penyaluran dana dilakukan melalui Bank Himbara seperti BNI dan BRI.

Setiap desa telah mendapat jatah bank penyalur sesuai kesepakatan.

“Semua dipantau ketat. Dana ini wajib dipinjam melalui bank, dengan plafon maksimal Rp3 miliar. Tidak menutup kemungkinan dana desa bisa dijadikan jaminan,” jelasnya kepada Tribun-Timur.com, Rabu (24/9/2025).

Menurutnya, peluang besar terbuka bila pengurus KDMP mampu mengelola dana secara kreatif.

Baca juga: Koperasi Merah Putih Battang Palopo Masih Tunggu Juknis

“Kalau pengelolaan bagus, dana akan kembali ke desa dengan kontribusi minimal dua persen. Ini bisa jadi penggerak ekonomi desa,” ujarnya.

Rahimullah menekankan tantangan utama ada pada kapasitas pengurus koperasi.

Digitalisasi menjadi hal penting agar pengelolaan lebih transparan dan adaptif.

“Kalau hanya dikelola orang tua, sulit mengikuti perkembangan. Karena itu, generasi muda, terutama Gen Z, harus ikut dilibatkan,” tambahnya.

Enggan Ajukan Pinjaman Bank

Alih-alih mengajukan pinjaman ke bank seperti yang dibuka pemerintah pusat, KDMP Bonelemo memilih mengandalkan modal gotong royong warga.

Ketua KDMP Bonelemo, Yudi, menilai bunga pinjaman perbankan terlalu memberatkan bagi koperasi yang baru berdiri.

“Bunga bank enam persen per tahun itu besar sekali. Kalau pinjam Rp180 juta, bunganya saja sudah harus kami setor, belum cicilannya. Itu yang bikin kami berpikir,” katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved