Makan Bergizi Gratis
Andi Utta Soroti Menu MBG Berulat, Peringatkan Pengelola SPPG Jaga Higienitas
Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, menyoroti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis berulat di SMA 5 Bulukumba.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA – Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta), menyoroti pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerahnya.
Orang tua siswa di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengeluhkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka menemukan belatung dalam pisang dan tempe yang dibagikan kepada siswa di dua sekolah.
Belatung adalah larva dari lalat, yaitu bentuk awal sebelum berubah menjadi pupa dan kemudian menjadi lalat dewasa.
“Menu makanan MBG berulat tempe dan pisang. Banyak ulat dalam omprengan juga,” kata Amri, wali siswa SMAN 5 Bulukumba (Kajang Kassi), Senin (29/9/2025).
Andi Utta menegaskan pentingnya higienitas makanan agar anak sekolah tidak mengonsumsi menu yang tidak layak.
“Para pengelola SPPG harus lebih cermat dalam menyiapkan makanan MBG. Jangan sampai ada lagi kasus makanan tidak higienis yang berisiko pada kesehatan anak-anak,” kata Andi Utta, Rabu (1/10/2025).
Baca juga: Kepala SPPG Sulsel Irit Bicara Tanggapi Temuan Ulat MBG di MAN 3 Makassar

Dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah membentuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai unit pelaksana teknis di lapangan.
SPPG berfungsi sebagai dapur kolektif yang menyiapkan, mengolah, dan mendistribusikan menu makanan bergizi kepada siswa penerima manfaat.
Setiap SPPG melibatkan tenaga pengelola, juru masak, dan pendukung yang bertanggung jawab memastikan standar kebersihan, higienitas, serta kelayakan makanan.
Mereka harus mengikuti pedoman penyusunan menu yang seimbang, mulai dari pemilihan bahan pangan, proses pengolahan, hingga distribusi ke sekolah-sekolah.
SPPG juga menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas program MBG.
Jika ditemukan menu yang tidak layak, basi, atau terkontaminasi, maka SPPG yang bersangkutan wajib mendapat evaluasi dan teguran.
Dengan sistem ini, diharapkan setiap anak sekolah yang menerima MBG benar-benar memperoleh makanan sehat dan aman untuk mendukung tumbuh kembang mereka.
Menurutnya, program MBG sangat baik, tetapi aspek teknis di lapangan perlu terus dievaluasi.
“Anak-anak rentan sakit bila makanannya tidak baik. Karena itu pengelola wajib menjaga kualitas setiap menu,” tegasnya.
Di Bulukumba, penerima manfaat MBG mencapai 31.949 anak sekolah.
Program ini dijalankan melalui 10 Satuan Pelayanan Pemenuhan Makanan Bergizi (SPPG) yang tersebar di enam kecamatan.
Kecamatan Ujung Bulu tercatat sebagai penerima terbanyak dengan empat titik SPPG, disusul Ujung Loe (2 titik), serta Rilau Ale, Gantarang, Bonto Bahari, dan Kajang.
Sebelumnya, Koordinator SPPG Bulukumba, Wahyu Sakti, memberi teguran kepada pengelola SPPG Bontorannu Kajang setelah ditemukan ulat dalam tahu dan pisang yang disajikan di SMAN 5 Bulukumba pada Selasa (30/9/2025).
“Laporan sudah kami tindak lanjuti dengan teguran langsung. Kami menunggu arahan pimpinan untuk langkah selanjutnya,” jelas Wahyu.
Sejumlah siswa sebelumnya juga mengeluhkan menu MBG yang basi.
Pemerintah daerah menegaskan setiap pengelola wajib meningkatkan pengawasan agar kasus serupa tidak terulang.
Belatung Buah
Berdasarkan situs alodokter, ulat pada buah umumnya berasal dari larva serangga, terutama ngengat ataupun lalat, yang meletakkan telur di permukaan atau dalam jaringan buah.
Setelah telur menetas, larva (ulat) memakan jaringan buah dari dalam.
Dalam kasus hama “ulat buah tomat”, misalnya, ngengat Heliothis armigera bertelur di buah, dan kemudian larvanya tumbuh menjadi ulat yang merusak buah itu sendiri.
Siklus dari telur ke lalat memerlukan waktu sekitar 4-7 hari.
Jika tidak sengaja termakan manusia, ulat umumnya tidak beracun dan bisa dicerna sebagai protein.
Namun, keberadaan ulat menandakan buah sudah busuk atau terkontaminasi. Kondisi ini berpotensi membawa bakteri atau jamur yang dapat menyebabkan mual, sakit perut, atau diare, terutama pada orang dengan pencernaan sensitif.
Meski sebagian serangga dan larvanya aman dikonsumsi, buah yang sudah dihinggapi ulat sebaiknya tidak dimakan.
Hal ini untuk menjaga kebersihan dan mencegah risiko gangguan kesehatan.
4.711 Kasus Keracunan di Indonesia
Dalam sembilan bulan pelaksanaan, tercatat ribuan siswa menjadi korban keracunan.
Data BGN menunjukkan 4.711 kasus dari total 1 miliar porsi yang diproduksi, sementara laporan CISDI bahkan mencatat 5.626 kasus di 17 provinsi.
Menanggapi kondisi ini, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, meminta pengawasan ketat terhadap seluruh dapur MBG di wilayahnya.
Disampaikan usai bertemu Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Wilayah Sulsel, Handayani Syaukani, Kamis (25/9/2025).
“Kita ingin memastikan anak-anak mendapat makanan sehat dan bergizi setiap hari. Karena itu, pengawasan terhadap dapur dan tenaga yang terlibat sangat penting,” ujar
Andi Sudirman.
Setelah pertemuan, gubernur bersama tim meninjau salah satu dapur SPPG di kawasan Center Point of Indonesia (CPI).
Ia mengecek langsung kondisi ruangan, peralatan, sarana pendukung, hingga proses distribusi makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat.(*)
Bupati Bulukumba
Muchtar Ali Yusuf
Makan Bergizi Gratis
Kabupaten Bulukumba
Sulawesi Selatan
belatung
Eksklusif
Multiangle
57 Ribu Siswa di Luwu Butuh MBG Tapi hanya 1 Dapur Beroperasi, Disdik: Rasio Jauh dari Kebutuhan |
![]() |
---|
Tempe MBG SMAN 5 Kajang Bulukumba Diperiksa, Penyedia Bantah Ada Ulat |
![]() |
---|
Siswa MTsN 1 Jeneponto 'Santuy' Soal Isu Keracunan MBG: Adaji UKS |
![]() |
---|
Siswa SMPN 8 Palopo Temukan Ayam Berdarah di Menu Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Siswa SMP 17 Makassar Mulai Terbiasa Menu MBG, Ayam Paling Disukai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.