Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Syekh Sayyid Abdul Rahman Assegaf Wafat

Sosok Puang Tika di Mata Murid: Pilih Pensiun Dini ASN Demi Jalan Tarekat

Di balik sosoknya yang tenang dan bersahaja, tersimpan perjalanan hidup penuh keteguhan yang kembali dikenang.

|
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
PUANG TIKA - Suasana rumah duka Almarhum Syekh Sayyid Abdul Rahman Assegaf di Jl Baji Bicara, Makassar, Minggu (16/11/2025) siang. Sang murid ceritakan sosok almarhum Puang Tika semasa hidupnya.  

Wafatnya membuat banyak murid dari berbagai daerah datang silih berganti ke rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir. 

“Beliau meninggalkan kita dengan kesan yang sangat dalam. Murid-muridnya berdatangan melepas kepergian guru yang mereka cintai,” kata Dr Mahmud.

Mahmud pun berpesan agar seluruh jamaah menjaga warisan spiritual yang ditinggalkan. 

“Kita doakan semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah. Dan kita berharap murid-muridnya tetap mengamalkan pesan-pesan beliau.”

Puang Tika kini dimakamkan di Kompleks Makam Keluarga di Kampung Tambua, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Adapun suasana haru menyelimuti rumah duka almarhum Syekh Sayyid Abdul Rahman Assegaf Puang Tika di Jalan Baji Bicara, Makassar, Minggu (16/11/2025) siang. 

Di antara keluarga dan pelayat, sang adik, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka, mengenang sosok kakak tercinta. 

Ia menceritakan, Puang Tika sebagai pribadi kuat, sabar, dan tidak pernah mengeluh meski 18 tahun menjalani hidup dalam kondisi sakit.

Puang Makka lantas menceritakan bagaimana Puang Tika menjalani hari-harinya dengan ketabahan luar biasa. 

Meski sakit berkepanjangan, almarhum tetap menjaga ibadah dan semangat hidupnya.

Puang Tika (1956-2025) wafat di usia 69 tahun. 

“Delapan belas tahun kakak saya sakit. Delapan belas tahun tidak pernah keluar rumah. Baru keluar kalau Salat Jumat. Tiga tahun terakhir beliau sudah tidak bisa ke masjid lagi karena kondisi kesehatannya,” jelas Puang Makka dengan suara bergetar.

Puang Makka menegaskan, meski kondisi fisiknya semakin melemah, sang kakak tetap menunjukkan ketegaran dan tidak pernah mengeluhkan sakit yang dideritanya. 

Ketabahannya itulah yang membuat keluarga merasa kehilangan mendalam.

“Beliau tidak pernah patah semangat. Tidak pernah mengeluh. Itu yang membuat kami semua bangga dan terharu,” ujarnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved