Banjir Barru Sulsel
Bukti Kerusakan Alam di Barru Sulsel, Daftar Banjir Bandang 7 Tahun Terakhir
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan kembali diterjang banjir, dalam tujuh tahun terakhir banjir bandang sudah terjadi sebanyak 5 kali.
Berbeda dengan Galian A pada komoditas tambang strategis misalnya minyak bumi, gas alam, batubara, timah, nikel.
Sedangkan galian B pada komoditas tambang vital seperti emas, tembaga, perak dan intan.
Amson mengaku dibutuhkan juga kajian akademis dalam menentukan pengaruh dari galian C tersebut terhadap banjir
"Kajian itukan pasti juga akan ada akademisnya. kemungkinan-kemungkinan itu pasti sesuai dengan kajian. Kami akan lakukan juga kajian tentang itu," katanya.
Tambang Galian C biasanya ditemukan pada daerah dengan cadangan bahan tambang non logam alami.
Umumnya dilakukan dekat dengan sungai, perbukitan, lembah atau Kawasan karst.
Bantaran sungai umumnya dilakukan penambangan pasir, kerikil dan batu kali.
Sementara di Kawasan perbukitan, lokasi tambang batu andesit, batu pecah dan batu padas.
Di daerah karst, sumber batu kapur, marmer hingga tanah liat menjadi bajan industry semen dan keramik.
Pada daerah dataran, biasanya galian c dilakukan untuk mengambil tanah urug atau tanah liat.
Kepala Pelaksana BPBD Barru, Umar Sinampe mengataka alih fungsi gunung akibat galian c menurunkan daya serap air ke dalam tanah.
Sehingga air masuk ke pemukiman warga dan badan jalan.
"Analisa itu bisa saja beralasan, karena kondisi pegunungan yang mulai dialih fungsikan. Tentu ini mengngganggu penyerapan air ke tanah, bahkan cenderung menjadi aliran permukaan," katanya kepada Tribun-Timur.com, Senin (27/10/2025).
Umar mengungkapkan, kondisi ini diperparah tingginya intesitas hujan yang melanda Barru beberapa hari terakhir.
Kontur wilayah Mallusetasi memang rawan terjadi banjir.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.