Kita semua, yang mengenangnya, tidak boleh membiarkan kepergiannya berlalu tanpa makna.
Kita harus menjadikan sunyi ini sebagai musik pengiring untuk melanjutkan perjuangannya: menjadi sahabat setia sebagaimana ia pada Hasrullah, menjadi dosen berdedikasi sebagaimana ia pada ilmunya, dan menjadi manusia tulus sebagaimana ia pada semua orang.
H Aswar Hasan tidak meninggalkan kehampaan, ia hanya menutup babnya dengan kesempurnaan.
Kini ia hadir dalam setiap napas kampus ini, dalam pelukan hangat antarsesama dosen, dalam setiap tulisan yang lahir dari ketulusan, dan dalam persahabatan sejati yang abadi melintasi zaman.
Selamat jalan, Guru. Selamat jalan, Sahabat.
Terima kasih telah menunjukkan kepada kami bahwa bahkan dalam perpisahan, ada keindahan yang abadi.(*)