“RT, RW, anak-anak muda semua yang bantu cat itu,” katanya.
Seluruh biaya untuk pengecatan dan penghiasan lorong ditanggung secara sukarela oleh warga. Mereka mengumpulkan dana secara patungan sesuai kemampuan masing-masing.
“Dananya kita patung-patungan. Ini hiasan-hiasan juga hasil kumpul warga, seikhlasnya. Ada yang nyumbang, ada yang tidak,” jelasnya.
Cenci menegaskan, hingga saat ini belum ada bantuan pemerintah, baik untuk perbaikan posyandu maupun lorong wisata.
Seluruh inisiatif datang murni dari warga.
“Tidak ada dana dari pemerintah. Ini murni dari warga biasa yang inisiatif patungan untuk hias lorong wisata,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kelurahan maupun instansi terkait belum memberikan tanggapan atas kondisi posyandu dan lorong wisata di RT 3, Kelurahan Mattoangin.