Terkait mangkraknya proyek ini, Ustadz Das'ad Latif berharap Aparat Penegak Hukum (APH) bisa ikut terlibat apabila ada pelanggaran hukum didalamnya.
"Ada rumor tak sedap berbau bisnis yg terindikasi ada kerugian negara didalamnya, proyek mangkrak. Jika rumor itu benar, saya berharap APH jangan diam demi menghindari sakwa sangka ada kerdipan mata permupakatan jahat. APH baiknya proaktif menyelidiki kebenaran rumor ini," kata Akademisi Universitas Hasanuddin ini.
Dirinya mengaku terus mendorong Pemerintah Kota Makassar mampu bergerak mengembalikan fungsi Lapangan Karebosi.
"Saya berdoa semoga pemkot dan masyarakat bersatu padu, tudang sipulung mencari jalan keluar agar karebosi kembali kita nikmati bersama, amin," kata Ustadz Das'ad.
Revitalisasi Lapangan Karebosi pada saat itu menggunakan skema Public-Private Partnership (PPP) atau Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS).
Saat itu, arsitek tata kota Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto ikut merancang proyek revitalisasi.
Setelah 20 tahun berlalu, Lapangan Karebosi kembali direvitalisasi, di akhir era kepemimpinan Wali Kota Makassar periode 2014-2019 dan 2021-2025, Danny Pomanto.
Danny Pomanto ingin Lapangan Karebosi jadi pusat olahraga dan taman rekreasi yang bisa dinikmati 24 jam.
Di tengah kondisi Makassar belum punya stadion, Karebosi dirancang punya 6 lapangan sepak bola.
Di atas lapangan bola, akan dibangun floating jogging track atau lintasan joging menyerupai jembatan layang.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) revitalisasi kedua dimulai, Senin, 5 Februari 2024, dan ditarget rampung pada akhir 2024.
Namun, realitasnya, hingga Agustus 2025 atau melewati semester pertama pada tahun ini, proyek belum rampung.
Revitalisasi lapangan seluasi 11,29 Ha di titik nol Kota Makassar itu menelan anggaran Rp 63,5 miliar dan dikerjakan kontraktor PT Arkindo.
Sumber dari APBD Kota Makassar tahun anggaran 2023 dan 2024.
Berbeda dengan revitalisasi di era Ilham menggunakan pembiayaan dari swasta, PT Tosan Permai Lestari.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz