“Chromebook ini hanya bisa diakses melalui akun belajar.id. Di luar itu tidak bisa masuk. Bahkan di Kota Madiun, siswa diperbolehkan membawa Chromebook pulang karena keamanannya sangat tinggi,” jelas Edward.
Ia menjelaskan, Chromebook juga memiliki fitur berbagi pakai, sehingga satu perangkat dapat digunakan oleh beberapa siswa, selama memiliki akun belajar.id masing-masing.
Dalam pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Chromebook ini bisa masuk ke mode ujian otomatis dan terintegrasi dari pusat.
Untuk sekolah masih menggunakan perangkat lama, Google menyediakan solusi lewat Chrome OS Flex, yang dapat diinstal gratis untuk menghidupkan kembali perangkat usang.
“Selain perangkat, peningkatan kapasitas guru juga jadi perhatian. Lebih dari 700 ribu guru telah mengikuti pelatihan, dan 25 ribu guru telah bersertifikasi Google, termasuk lebih dari 47 guru di Makassar,” terangnya.
Google for Education juga memiliki program unggulan, seperti Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG), ditujukan untuk sekolah negeri.
Sekolah yang ingin menjadi KSRG harus memiliki minimal 60 unit Chromebook, 30 persen guru bersertifikasi Google, serta komitmen untuk berinovasi dalam pembelajaran.
“Siswa yang terpilih menjadi KSRG akan mendapat pendampingan langsung, hak menggunakan logo Google, dan peluang kolaborasi lintas negara, seperti yang telah dilakukan dengan sekolah di Malaysia,” jelasnya.
KSRG kini ada di 22 provinsi dan 49 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan seperti Kabupaten Sinjai dan Soppeng. Beberapa daerah lain seperti Bantaeng, Parepare, Jeneponto, dan Maros juga tengah mempersiapkan sekolah untuk bergabung.
“Kami berharap dalam waktu dekat, Kota Makassar juga bisa menyusul menjadi bagian dari transformasi digital pendidikan nasional melalui program KSRG,” harapnya.
Syarat dan Alur Menjadi KSRG:
Perangkat Chromebook
Sekolah wajib memiliki minimal 60 unit Chromebook yang aktif digunakan dalam pembelajaran.
Sertifikasi Guru
Minimal 30 persen guru memiliki sertifikasi Google (Level 1, 2, Trainer, Coach, atau Inovator).
Inovasi Pembelajaran
Sekolah harus menerapkan praktik inovatif dalam pembelajaran digital.
Komitmen Sekolah
Sekolah wajib menyatakan komitmen tertulis untuk menjadi rujukan dan berbagi praktik baik.
Pendampingan
Sekolah yang lolos akan mendapat pendampingan langsung dari tim Google for Education Indonesia. (*)