TRIBUN‑TIMUR.COM, MAKASSAR – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menyiapkan rencana matang membangun Stadion Untia di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya.
Stadion berkapasitas 15.000 penonton ini dilengkapi tribun, lapangan, ruang VIP, parkir, sistem digital, dan VAR (Video Asisten Wasit).
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengungkap total anggaran Rp98,9 miliar atau hampir Rp100 miliar.
Pada 2025, diperlukan Rp6,3 miliar untuk pengurusan dokumen: master plan Rp800 juta, studi kelayakan Rp1 miliar, timbunan desain Rp3 miliar lebih, perwali RDTR Rp1 miliar, dan pembebasan lahan Rp500 juta.
Pada 2026, alokasi mencapai Rp92,5 miliar: andalalin Rp300 juta, amdal Rp1 miliar, manajemen konstruksi Rp8 miliar, penimbunan Rp75,2 miliar, dan DED Rp8 miliar.
Tahapan proyek meliputi sertifikasi lahan (target rampung 2025), penimbunan 2026, serta konstruksi 2027–2028.
Total investasi dibutuhkan mencapai Rp453 miliar dengan skema kerja sama pemerintah‑swasta: Pemkot siapkan lahan dan dokumen.
“Ada calon investor sudah melihat, beberapa model kami kaji lebih detail,” ujar Munafri, Senin (4/8/2025).
“Penyusunan legal administrasi dulu selesai, baru pembicaraan detail,” tambahnya.
Baca juga: Tavares Ubah Skema, PSM Makassar Tampil Lebih Agresif Musim Ini
Stadion dapat diakses 30–45 menit dari pusat kota lewat tol Makassar atau jalur Sudiang–Biringkanaya.
Rencana pengembangan aksesibilitas mencakup BRT, akses laut dari Pelabuhan Untia, hingga shuttle tanpa kendaraan pribadi.
“Akan terbuka akses baru lewat PIP dan Summarecon melewati jalur kereta api, memperkuat sistem transportasi publik. Tidak ada lagi kendaraan pribadi menuju stadion,” jelas Munafri.
Dukungan regulasi mencakup insentif fiskal, kemudahan investasi, serta ketersediaan tanah bersertifikat milik Pemkot.
Baca juga: Stadion Untia Makassar Dibangun 2027, Jakarta International Stadium Jadi Rujukan
APBD pun sudah menyiapkan anggaran masterplan Rp800 juta dan dokumen FS Rp2,5 miliar (termasuk andalalin dan amdal).
“Stadion akan jadi ikon baru, membawa dampak ekonomi dan membuka kawasan baru. Ini bukan hanya kebanggaan Makassar, tetapi juga Timur Indonesia,” harapnya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Makassar, Azwar, menyampaikan apresiasi atas kesiapan Pemkot menyusun perencanaan.
“Semoga selesai sesuai target. Saat ini perencanaan sudah ada, kita apresiasi—Makassar butuh stadion bergengsi sebagai ikon,” katanya.
Sebagai kota dunia, keberadaan stadion menjadi sarana olahraga representatif bagi masyarakat luas. (*)