Pengamat Sebut Jokowi Lebih Cocok Gabung Partai Lain Dibanding PSI, Eks Presiden Butuh Partai Matang

Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JOKOWI - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) disebut tak cocok gabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) jika ingin melanjutkan kiprahnya di dunia politik.

Hal itu karena sistem pemilihan ketua umum PSI menggunakan mekanisme e-voting dengan skema one man one vote. 

"Jangan sampai tiba-tiba, ada 'matahari lain' yang ikut dan beradu sinar dengan Jokowi," ucapnya.

Namun demikian, menurut Agung, kecil kemungkinan akan adanya figur lain yang berpotensi menjadi pesaing Jokowi dalam pemilihan pimpinan PSI itu. 

"Namun, kemungkinan itu kecil, karena sejak lama PSI dikenal sebagai 'Partainya Jokowi' atau punya mahzab 'Jokowisme atau Jokowi is Me'," ujar Agung.

Sementara itu, PSI dinilai mampu menjadi partai parlemen apabila di bawah kepemimpinan Jokowi.

Agung menilai, citra minor Jokowi hanya relevan di sebagian lawan politiknya. 

"Namun, arahan PSI masuk DPR tetap mengemuka, karena Jokowi punya basis-basis politik secara sosio ideologis demografis signifikan di mata para nasionalis dan kelompok-kelompok relawannya sehingga semakin terkonsolidasi," pungkas Agung.

Tanggapan Jokowi soal Peluang Jadi Ketum PSI

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi namanya yang disebut masuk dalam bursa calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

DPP PSI saat ini sedang mempersiapkan Pemilu Raya 2025 untuk memilih ketua umum baru.

Pendaftaran calon ketua umum dibuka sejak 13 Mei 2025 di Kantor DPP PSI.

Jokowi, saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Jumat, 16 Mei 2025, menyatakan bahwa proses perhitungan masih berlangsung.

"Masih dalam proses perhitungan, semuanya kan mesti dihitung," ungkap Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Dinilai Lebih Cocok Gabung Golkar Ketimbang PSI, Pengamat Jelaskan Alasannya

Berita Terkini