TRIBUN-TIMUR.COM- Kembali ke saat menentukan pemilihan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat tahun Juli 2019 lalu.
Saat itu, Aswar Hasan hampir saja tak jadi komisioner KPI pusat periode 2019-2022.
Aswar Hasan menceritakan sendiri dirinya sempat terhalang.
Alasannya, Aswar adalah sosok yang diduga tak toleran dan terafilisasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hizbut Tahrir adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1953 di Yerusalem oleh Taqi al-Din al-Nabhani.
Organisasi ini menganut ideologi pan-Islamisme, menolak nasionalisme dan demokrasi, serta berambisi mendirikan kembali sistem pemerintahan khilafah berbasis syariah secara global.
Pada tanggal 19 Juli 2017, pemerintah Indonesia membubarkan HTI dengan mencabut status badan hukumnya.
Baca juga: Dosen Unhas sekaligus Senior HMI Aswar Hasan Wafat di Makassar
Dasarnya adalah Perppu No. 2 Tahun 2017 (yang kemudian menjadi UU No. 16 Tahun 2017 tentang Ormas), karena ideologi HTI dianggap bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, serta mengancam kedaulatan NKRI dengan menyebarkan paham khilafah trans-nasional.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin ini pun menceritakan kepadanya koleganya.
Sehingga, mereka pun langsung membantu tanpa diminta.
Salah satu mantan sekretaris Poros Pemuda Indonesia (PPI), Andi Aswadi pun mengirimkan surat elektronik kepada komisi I DPR RI saat itu soal bukti toleransi dari Aswar Hasan.
“Saya kumpulkan semua foto-foto dan berita kegiatan saat Kak Aswar jadi pembicara. Kami saat itu tak setuju kalau Kak Aswar dianggap intoleransi,” katanya.
Tak hanya Aswar, pengurus Forum Kerukunan Umat Bergama (FKUB) juga tak tinggal diam. Mereka bergerak.
Ada satu foto yang ‘menyelamatkan’ karier Ketua KPI Daerah Sulawesi Selatan periode 2004-2007 dan 2007-2011 ini.
Saat Aswar memimpin deklarasi damai Pileg dan Pilpres di Warkop Boulevard Makassar, Jl Boulevard, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar, Kamis (4/10/2018).