May Day di Tengah Ancaman PHK, 1.320 Buruh Sulsel Kehilangan Pekerjaan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 diwarnai dengan keprihatinan terhadap nasib pekerja, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), tren PHK secara nasional terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Sejak Januari 2023 hingga awal 2025, tercatat lebih dari 1.320 pekerja di Sulsel mengalami kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Rinciannya, pada 2023 terdapat 766 kasus PHK, disusul 482 kasus sepanjang tahun 2024. 

Sementara itu, hingga Januari 2025 saja, tercatat sebanyak 72 pekerja di Sulsel telah mengalami pemutusan hubungan kerja secara resmi. 

Jumlah ini belum termasuk data untuk bulan Februari hingga April.

Sehingga angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

Secara nasional, tren PHK juga menunjukkan peningkatan. 

Baca juga: BPS: Jumlah Buruh di Sulsel Capai 1,68 Juta Orang

Tercatat sebanyak 57.923 kasus PHK terjadi pada Januari–November 2023, dan melonjak menjadi 77.965 kasus sepanjang 2024. 

Pada bulan Januari 2025 saja, laporan menunjukkan 3.325 kasus PHK di berbagai provinsi di Indonesia.

Data ini mencerminkan bahwa dunia kerja di Indonesia, termasuk Sulsel, masih menghadapi ketidakpastian tinggi. 

Banyak buruh dan pekerja yang terpaksa kehilangan mata pencaharian di tengah tuntutan hidup yang terus meningkat.

Mahasiswa UNM Suarakan Hak Buruh di Jalan AP Pettarani Makassar

Ratusan mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, Kamis (1/5/2025). 

Aksi ini digelar di ruas Jalan AP Pettarani Makassar, tepatnya di depan Kampus Pinisi UNM.