“Kita rindu tokoh seperti Malik bin Nabi, Muhammad Iqbal, atau Buya Hamka. KAHMI memiliki tanggung jawab historis untuk mencetak kembali pemimpin-pemimpin seperti mereka,” katanya.

Ia menyerukan agar KAHMI membangun pusat-pusat kepemimpinan unggulan, menjadi rumah ide yang bukan hanya berdampak secara nasional, tetapi juga global.

“Kepemimpinan kultural tidak mengenal masa kadaluarsa. Ia dituntun oleh nurani dan akhlak. Sudah saatnya KAHMI menjadi penyambung lidah umat kepada dunia,” tegasnya.

Menutup pidatonya, Tamsil mengajak seluruh kader dan alumni untuk tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi aktif menciptakan masa depan yang lebih baik.

“KAHMI bukan sekadar organisasi alumni. Ia adalah platform kebangsaan dan keumatan yang lahir dari kesadaran sejarah dan misi peradaban,” pungkas Tamsil.

Ketua KAHMI Makassar, Prof Andi Pangerang Moenta, menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara tersebut. 

"Alhamdulillah, kita telah melaksanakan Halal Bihalal KAHMI Kota Makassar, dan saya sangat terkesan dengan antusiasme yang luar biasa. Bahkan, malam ini terasa lebih ramai dibandingkan acara 'Bukan Bersama' yang sebelumnya digelar," katanya.

Menurut Prof Pangerang, HBH KAHMI kali ini menjadi bukti nyata bahwa organisasi ini benar-benar mampu menyatukan berbagai generasi. 

"Ini menunjukkan bahwa HBH KAHMI menjadi ajang pemersatu. Setiap kegiatan yang diadakan, selalu mendapatkan respons positif dari anggota berbagai generasi yang menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu kebangsaan," ungkapnya.

Selain itu, kata Prof Pangerang, KAHMI berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi Indonesia yang bersatu. 

"Semangat keislaman juga tetap menjadi nafas perjuangan yang terus kita sosialisasikan dalam berbagai kesempatan. Semoga acara ini membawa keberkahan untuk kita semua," ujarnya.