TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Sejumlah tokoh berkumpul di halalbihalal Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Makassar di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Kota Makassar, Senin (21/4/2025).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Tamsil Linrung, hadir dan didaulat membawakan sambutan.
Tamsil Linrung muda dulu aktivis HMI.
Pengalama aktivis mengantarkan Tamsil Linrung jadi legislator dan senator di Senayan.
Tokoh lainnya yakni Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan Mantan Rektor Unhas Prof Idrus Andi Paturusi, Ketua KAHMI Makassar, Prof Andi Pangerang Moenta.
Tamsil Linrung menyerukan pentingnya konsolidasi peran strategis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dalam menjawab tantangan kebangsaan dan keumatan di tengah dinamika nasional dan global yang semakin kompleks.
Hal ini disampaikan dalam pidatonya pada kegiatan KAHMI di Makassar, Senin (21/4/2025) malam.
Dalam sambutannya yang bertajuk “Penguatan Peran KAHMI untuk Memajukan Umat dan Bangsa”, Tamsil menekankan KAHMI bukan sekadar forum nostalgia para alumni HMI, melainkan simpul kekuatan moral-intelektual yang telah terbukti menjadi aktor penting dalam perjalanan republik.
“KAHMI bukan destinasi akhir, tapi tempat transit para anak ideologis yang telah tumbuh menjadi pemikir, penggerak, dan pemimpin di berbagai spektrum kehidupan,” ujar Tamsil di hadapan para alumni.
Tamsil mengajak seluruh elemen KAHMI untuk memperbarui komitmen kebangsaan melalui peran aktif dalam pembangunan, termasuk dengan menjadi mitra kritis dan konstruktif terhadap pemerintah.
Ia menyatakan bahwa KAHMI memiliki posisi strategis sebagai kelas menengah intelektual Muslim yang memiliki legitimasi moral, kapasitas keilmuan, serta jaringan sosial-politik luas.
Merujuk pada visi pembangunan nasional yang dirumuskan dalam Asta Cita—delapan agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto—Tamsil menilai bahwa semangat keadilan distributif yang dikandung dalam Asta Cita selaras dengan doktrin perjuangan HMI: keadilan, keberdayaan, dan pengabdian.
“Asta Cita bukan sekadar kebijakan teknokratis, tetapi kontrak sosial antara negara dan rakyat. Tugas KAHMI adalah mengawal agar kebijakan itu tetap berpijak pada keadilan sosial dan kemaslahatan umat,” imbuhnya.
Dalam pidatonya, Tamsil juga menyinggung kebutuhan mendesak akan hadirnya kepemimpinan kultural dalam dunia Islam.
Menurutnya, dunia Islam saat ini mengalami krisis jangkar moral dan kehilangan figur pemersatu umat yang mampu bersuara di tingkat global.