Menurut Eldrin, kebakaran terbanyak terjadi pada musim kemarau, khususnya di bulan September hingga Oktober.
Kecamatan Mandai Maros menjadi daerah dengan jumlah kebakaran terbanyak.
“Pada bulan September ada 20 kasus, sementara Oktober 22 kasus. Kebakaran paling banyak terjadi di Kecamatan Mandai,” bebernya.
Penyebab kebakaran paling umum di Kabupaten Maros adalah korsleting listrik, ledakan kompor gas, pembakaran sampah, dan faktor lainnya.
“Dari total kebakaran yang terjadi, dipastikan tidak ada korban jiwa, namun ada satu orang yang dilaporkan terluka,” kata Eldrin.
Akibat dari 243 kebakaran yang terjadi sepanjang tahun ini, diperkirakan kerugian material mencapai Rp3.769.000.000.(*)