TURIKALE, TRIBUN-TIMUR.COM - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Maros kekurangan armada.
Dari 17 armada tersedia, lima di antarnya (29 persen) rusak berat dan tak bisa dioperasikan.
Hal ini disampaikan Plt Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Maros, Eldri Saleh Nuhung, Rabu (12/3/2025).
Ia mengatakan biaya perbaikan lima armada yang rusak tersebut cukup besar, sehingga hingga kini belum diperbaiki.
“Sudah lama rusak. Kalau mau diperbaiki, biayanya cukup besar,” katanya.
Saat ini, enam unit mobil pemadam telah ditempatkan di beberapa kecamatan, yaitu Bontoa, Camba, Bantimurung, Moncongloe, Tanralili, dan Marusu.
“Kemudian ada 6 enam juga armada yang ada di mako (markas),” tuturnya.
Mantan Sekwan DPRD Maros itu menilai jumlah armada damkar dikatakan optimal jika seluruh 14 kecamatan di Maros sudah memiliki armada masing-masing.
“Kalau sudan terpenuhi di semua kecamatan, barulah kita bisa mengatakan sudah optimal,” tutupnya.
Saat ini ada 120 kru dan 34 pengemudi kendaraan damkar.
Sebelumnya diberitakan, sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 243 kasus kebakaran di Kabupaten Maros.
Kebakaran ini terjadi di berbagai titik, dengan yang paling sering terbakar adalah hutan dan lahan.
Eldrin menyampaikan bahwa kebakaran hutan dan lahan tercatat sebanyak 121 kasus, diikuti dengan kebakaran rumah tinggal 16 kasus, kendaraan 5 kasus, gudang 3 kasus, dan toko 1 kasus.
Sisanya, terdapat 92 kasus kebakaran lainnya.
“Hutan dan lahan 121, rumah tinggal 16, kendaraan 5, gudang 3, toko 1, dan lain-lain 92 kasus,” ujarnya, Senin (30/12/2024).