Uang Palsu di UIN

Iming-iming Annar Sampetoding ke Andi Ibrahim Hingga Rela UIN Alauddin Jadi Pabrik Uang Palsu

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Annar Sampetoding atau ASS adalah orang yang membiayai pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar.  Bahkan, Annar Sampetoding pun yang mengirimkan uang ke Syahruna untuk membeli alat dan bahan untuk pabrik uang palsu di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Annar Sampetoding atau ASS adalah orang yang membiayai pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar. 

Bahkan, Annar Sampetoding pun yang mengirimkan uang ke Syahruna untuk membeli alat dan bahan untuk pabrik uang palsu di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. 

Ternyata, Annar Sampetoding mengiming-imingi Andi Ibrahim keuntungan besar dari hasil cetak uang palsu. 

Dalam pemeriksaan Kepolisian Resort Gowa (Polres Gowa), peran pengusaha berinisial ASS dalam kasus uang palsu sangat vital. 

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono didampingi Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan peran ASS ini di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). 

Ternyata, ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.

Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan.

Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

Halaman
1234

Berita Terkini