"Selain itu, banyak warga yang bersedia memberikan kesaksian bahwa politik uang benar-benar terjadi di delapan dari sepuluh kecamatan di Bulukumba," jelas Kurniadi Nur.
Dugaan keterlibatan ASN juga menjadi sorotan utama.
Dikatakakan, ada indikasi kuat bahwa petahana memanfaatkan jabatan mereka untuk menginstruksikan para camat, lurah, hingga kepala lingkungan untuk menang di Pilkada Bululumba.
"Semua ini melanggar aturan Pilkada yang sudah diatur undang-undang," tegas Kurniadi.
100 Saksi Siap Dihadirkan
Menurut Kurniadi, para saksi yang akan dihadirkan meliputi penerima politik uang, ASN yang dimobilisasi, hingga masyarakat yang mengalami tekanan.
“Kami yakin kesaksian mereka akan membuka mata hakim MK tentang bagaimana pelanggaran TSM ini telah mencederai demokrasi di Bulukumba," pungkasnya.
Tim JMS-Tomy berharap MK dapat memutuskan perkara ini dengan adil dan mengembalikan marwah demokrasi yang jujur dan bersih.
Sementara itu, Sekretaris Forum Demokrasi Milenial Bulukumba, Andi Yurdinawan, menyebut Pilkada Bulukumba 2024 sebagai pesta demokrasi paling brutal sepanjang sejarah.
"Mobilisasi ASN, politik uang, hingga dugaan intimidasi kepada masyarakat adalah gambaran nyata demokrasi yang tercoreng di Pilkada kali ini," kata Andi Yurdinawan.
Ia berharap Mahkamah Konstitusi (MK) dapat bersikap tegas dan memutuskan secara adil.
"Jika pelanggaran ini tidak dihentikan, maka demokrasi kita akan hancur. Keputusan MK harus menjadi contoh bahwa uang dan kekuasaan bukanlah segalanya dalam Pilkada," imbuhnya.(*)