Gelar Doktor Bahlil Ditangguhkan

2 Masalah Beruntun Bahlil Lahadalia: Gelar Doktor UI Ditangguhkan, SK AD/ART Golkar Digugat ke PTUN

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bahlil Lahadalia di Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Rabu (21/8/2024). Pengamat politik Adi Prayitno tanggapi soal Raja Jawa yang disebut oleh Bahlil Lahadalia pada Munas Golkar ke-11.

"Kami akan koordinasi dengan Senat Akademik," kata Harkristuti.

Profil Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia lahir di Banda, Maluku Utara pada 7 Agustus 1976.

Bahlil terlahir dari keluarga sederhana, ayahnya merupakan seorang kuli bangunan, sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh cuci.

Namun, kini Bahlil dikenal sebagai pengusaha yang pernah menjabat sebagai Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Saat ini, Bahlil Lahadalia mengemban tugas di pemerintahan sebagai Menteri ESDM.

Sebelumnya, ia menjadi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Sebelum diangkat menjadi anggota kabinet, Bahlil Lahadalia tercatat dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.

Dikutip dari situs Bkpm.go.id, setelah sejumlah pekerjaan diembannya, Bahlil memutuskan untuk berhenti dari dan mendirikan perusahaan sendiri.

Usahanya pun membuahkan hasil, hingga memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.

Sementara kariernya sebagai wirausaha semakin lengkap saat Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada tahun 2015.

Ia terpilih menjadi Ketua HIPMI periode 2015-2019. Bahlil juga memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 (HIPMI-Europe Trade Mission 2018).

Riwayat Karier

Sebelum sukses seperti saat ini, Bahlil pernah bekerja di sejumlah bidang.

Semasa kuliah, Bahlil Lahadalia bekerja sebagai marketing asuransi.

Bahlil Lahadalia juga pernah menjadi pegawai kontrak Sucofindo.

Lulus kuliah, Bahlil Lahadalia dan temannya kemudian membangun perusahaan, dimulai dari perusahaan konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI).

Peran Bahlil di perusahaan tersebut, menjadi direktur wilayah Papua.

Tak lama kemudian, pria lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi, Port Numbay Jayapura, Papua, ini memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan yang dibangunnya.

Bahlil pun diberi dividen sebesar Rp 600 juta yang digunakan sebagai modal untuk membangun perusahaan perdagangan (trading) kayu.(*)

 

Berita Terkini