Baginya, budget tersebut masih terbilang sangat kurang.
Apalagi Tim Dozer, klaim Rully, bakal membiayai berbagai kebutuhan, termasuk kerja-kerja relawan, serta logistik dan koordinator lapangan.
“Biayanya itu secukupnya untuk biayai relawan, yang penting membiayai orang (relawan) karena bekerja,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan bahwa timnya telah menyiapkan struktur organisasi yang sangat terperinci selama gelaran Pilgub berlangsung.
Mulai dari koordinator kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, RT/RW, hingga saksi tiap tempat pemungutan suara (TPS).
“Yang jumlahnya mencapai 99 ribu (relawan) pada Pilpres 2024 lalu. Jumlah ini masih bisa berubah tergantung kebutuhan pada pilgub kali ini,” ungkap Rozano.
Dia juga menambahkan bahwa jumlah relawan akan disesuaikan dengan kebutuhan.
Jika Andi Sudirman-Fatmawati menghadapi lawan berat, maka Tim Dozer akan menambah jumlah relawan.
Sebaliknya, jika lawan relatif lebih ringan, Tim Dozer akan mengurangi jumlah relawan.
Soal sumber anggaran yang disiapkan, Rully Rozano menyebut biayanya dari internal Tim Dozer.
Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan kemenangan.
“Target kami adalah menang, dan saya serahkan kepada Tuhan untuk menentukan jalan terbaik. Yang penting adalah kemenangan,” tegas Panglima Dozer.
“Dozer selalu hadir di acara-acara politik ini karena kenapa, ini bentuk kepedulian kita terhadap demokrasi. Jadi menurut kami, yang terbaik itu adalah Andi Sudirman Sulaiman dan Ibu Fatmawati tidak ada alasan lain,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat komunikologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Hasrullah mengingatkan bahwa masyarakat Sulsel sangat menjunjung tinggi falsafah “Siri na Pacce” (harga diri dan empati).
Di mana ‘siri na pacce’ merupakan nilai-nilai luhur suku Bugis-Makassar.