Tolak Kuliah di ITB Karena Ingin Jadi Tentara, Nasibnya Jadi Orang Kepercayaan Presiden Jokowi

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi prajurit TNI dan ITB - Luhut Binsar Pandjaitan Menko Marves mengaku dirinya sempat diminta oleh ayahnya kuliah di ITB tapi memilih daftar Akmil.

Namun ternyata, dia kebuuru diterima di Akmil.

"Tapi saya ya mendaftar juga, tapi kebetulan diterima di Akmil lebih dulu," ungkap Luhut Pandjaitan, dikutip dari Youtube Agak Laen Official.

Putra pertama dari lima bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu ini mengaku masuk dunia militer adalah keinginan diri sendiri, tidak ada paksaan dari siapapun.

"Ya saya sendiri. Ayah saya tidak suka saya jadi tentara," imbuhnya.

Jadi Lulusan Terbaik Akmil 1970

Memiliki nama lengkap Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, Menko Marves ini lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatra Utara, 28 September 1947.

Saat menempuh pendidikan militer ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akmil 1970 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa.

Sebelumnya Luhut juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.

Pada 12 Agustus 2015 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

Dalam reshuffle Kabinet Kerja Jilid II pada tanggal 27 Juli 2016, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.

Pada tanggal 15 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo mengambil langkah terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) Menteri ESDM Arcandra Tahar, sehingga Presiden Joko Widodo memberhentikan secara hormat Arcandra Tahar dari Menteri ESDM, dan menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjadi Menko Maritim, untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut Pandjaitan pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000 – 2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999 – 2001.

Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.

Keluarga

Putra Batak ini merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu.

Halaman
1234

Berita Terkini