TRIBUN-TIMUR.COM, BONE – Demonstrasi besar-besaran yang digelar Aliansi Rakyat Bone Bersatu menolak kenaikan PBB-P2 berujung ricuh Selasa (19/8/2025).
Kericuhan pecah sejak sore hari di depan Kantor Bupati Bone, dan terus berlanjut hingga malam.
Awalnya massa berorasi sambil membentangkan spanduk penolakan.
Namun, situasi memanas setelah pagar besi kantor bupati berhasil didobrak.
Aparat kepolisian sempat melepaskan tembakan peringatan, sebelum kemudian mengerahkan water cannon untuk memukul mundur massa.
Tindakan aparat tersebut dibalas dengan lemparan batu dan petasan dari arah demonstran.
Ledakan petasan berkali-kali terdengar bersahutan dengan sirene aparat.
Sementara api dari ban bekas yang dibakar massa membuat suasana semakin mencekam.
Baca juga: Situasi Bone Malam Ini Mencekam, Petugas Luka-luka Diserang Massa Imbas Bupati Menghilang
Hingga malam hari, ketegangan belum reda.
Sejumlah ruas jalan utama di sekitar Kantor Bupati Bone ditutup total.
Aparat gabungan kepolisian dan TNI terlihat masih bersiaga penuh untuk mengantisipasi bentrokan lebih besar.
Warga sekitar mengaku resah dengan situasi tersebut.
“Kami takut keluar rumah karena suara petasan dan asap dari ban sangat dekat sekali. Anak-anak juga ketakutan,” ujar Sitti (42), warga yang rumahnya berada tak jauh dari lokasi aksi.
Sementara itu, sejumlah pedagang kecil di sekitar lokasi memilih menutup warung lebih awal.
“Biasanya ramai pembeli, tapi sejak sore sudah sepi. Kami rugi besar hari ini,” ungkap Rahman (36).(*)