Sehubungan dengan hal tersebut, Danny juga akan mengevaluasi kinerja Pj Ketua RT/RW.
Ia mendapat banyak laporan terkait adanya ketua RT/RW yang sudah tidak aktif, kinerjanya rendah, sementara insentifnya terus mengalir.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Biringkanaya, Juliaman mengatakan memang ada beberapa Pj RT/RW di wilayahnya yang sudah non aktif dengan alasan beragam.
“Ada yang meninggal, mengundurkan diri karena alasan pekerjaan. Ada yang tidak aktif, jarang komunikasi dan bertemu dengan warganya serta pemeritnah setempat. Itu semua akan jadi bahan evaluasi untuk kami usulkan agar diganti,” kata Juliaman.
Sementara itu, di wilayah Kecamatan Panakkukang, tercatat sekitar 80 hingga 90 Pj RT/RW yang non aktif.
Camat Panakkukang, Ari Fadly mengatakan ada beberapa alasan sehingga puluhan Pj RT/RW tersebut tidak lagi non aktif.
Karena sakit, sudah meninggal, pindah domisili, dan ada juga yang sengaja mengundurkan diri karena harus bertugas atau pindah domisili di daerah lain.
“Hampir 80 sampai 90-an. Tapi itu juga sudah akumulasi dari 2023 lalu,” kata Ari fadly.
Bahkan, sesuai dengan pernyataan wali kota, di wilayahnya ada juga Pj RT/RW yang ditemukan menyelewengkan iuran sampah hingga melakukan pungli ke warga.
“Jadi misalnya ada warga mau urus akte warisan, kan butuh itu tanda tangan RT/RW. Mereka dimintai sejumlah uang. Yang seperti inilah juga yang akan kami evaluasi,” tegas mantan camat Mamajang itu.
Di Kecamatan Manggala, juga demikian.
Sekitar 35 Pj RT/RW tidak bekerja secara maksimal.
Camat Manggala, Andi Eldi Indra Malka mengatakan, ada beberapa kriteria sehingga sejumlah Pj RT/RW mau diganti.
“Seperti meninggal dunia, mundur karena sakit, ada yang sudah lansia. Bahkan ada yang ditemukan tidak bisa bekerjasama dengan pemerintah setempat.
Bahkan ada beberapa yang ditemukan menyalahgunakan uang retribusi yang ditarik dari warga.
“Itu semua yang jadi perhatian kami. Ada yang nakal. Dia pake uang retribusi dari warga. Yang begitu sangat mendesak diganti karena menjadi beban dan persoalan,” pungkasnya.(*)