TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Pasca bencana tanah longsor yang menimpa Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, aktivitas belajar mengajar belum berjalan normal.
Murid SD 42 Buntu Sarek, Latimojong kini masih menumpang di Koordinator Wilayah IV Dinas Pendidikan Luwu, Kecamatan Bajo.
Sebanyak 32 siswa dari kelas 1-5 menjalankan ujian penaikan kelas dengan keadaan serba terbatas.
Kepala SD 42 Buntu Sarek, Nuraini mengaku proses ujian penaikan kelas terpaksa dilakukan di Korwil Dinas Pendidikan lantaran akses jalan masih belum bisa dilalui.
Ditambah lagi, murid dan guru masih merasakan trauma pasca bencana hidrometereologi yang merunggut delapan nyawa di Buntu Sarek.
Baca juga: Tak Hanya Numpang, 31 Siswa SD Tibussan Latimojong Luwu Sulsel Ujian Tanpa Seragam Sekolah
"Karena kejadian sejak longsor kemarin, sekolah belum bisa dibuka. Jalanannya tidak bisa lewat. Terus mengungsi semua orang tua siswa dengan anaknya ke Kecamatan Bajo," akunya, Rabu (12/6/2024).
"Anak-anak juga masih trauma, jadi masih belum naik ke rumahnya. Hanya ada beberapa bagian sekolah yang retak. Guru-guru dan juga trauma," tambahnya.
Pelaksanaan Pemahaman Baca dan Tulis (PBM) kelas 1-5 di satu petak ruangan yang disediakan.
"Kemudian ditugaskan dari Pak Korwas dan Ibu Pengawas sediakan tempat di sini. Kini kita mulai belajar mulai dari PAT kelas 6. Kemudian PBM kelas 1-5 lanjut dengan semester," terangnya.
Baca juga: Warga Desa Lambanan Latimojong Trauma, Kades Keluhkan 9 Titik Longsor Belum Tersentuh Alat Berat
Selama proses ujian berlangsung, murid SD 42 Buntu Sarek hanya mengenakan baju kaos.
Pasalnya, semua perlengkapan sekolah mereka berada di rumah.
"Untuk kelengkapan sekolah, anak-anak pakai baju biasa. Bajunya ada di kampung. Tidak sempat dia bawa ke sini. Untuk selama ini baju seragam belum ada dari Pemda. Hanya ada dari dinas untuk buku pembelajaran," tutupnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Sauki Maulana